REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penasihat keamanan Presiden Donald Trump, Letnan Jenderal HR McMaster mengatakan tak ingin menggunakan istilah teroris radikal Islam untuk menyebut ancaman teroris yang berkali-kali dihadapi oleh Amerika Serikat.
McMaster akan lebih konsisten menggunakan analis kontraterorisme tradisional dan menganut konsensus kebijakan luar negeri saat melakukan rapat dengan staf Dewan Keamanan Nasional yang baru pada Kamis lalu.
Sejumlah staf mengatakan, mereka bingung dengan adanya perbedaan cara pandang antara McMaster dengan Presiden AS Trump. Selama ini Trump berulang kali menggunakan istilah bahwa Muslim di AS dan di dunia merupakan ancaman yang harus dilawan.
Seperti dilansir Guardian, Sabtu, (24/2), seorang staf mengatakan, McMaster tak mau menggunakan istilah teroris radikal Islam sebab teroris itu tidak islami. Sejumlah narasumber mengatakan, McMaster tak nyaman dengan para staf Gedung Putih yang memiliki pandangan bahwa teroris itu berasal dari agama tertentu.
Bahkan ia menunjukkan tatapan yang aneh satu sama lain dengan staf Gedung Putih menunjukkan ketidaknyamanannya. Seorang narasumber mengatakan, McMaster memiliki pandangan yang sangat jelas bahwa Rusia merupakan musuh. Pandangan ini jauh berbeda dengan pandangan Trump terhadap Rusia.