Senin 27 Feb 2017 00:02 WIB

Bertemu WNI di Australia, Jokowi Cerita Soal Kenaikan Harga Cabai

Presiden Joko Widodo berada di Australia sejak Sabtu (25/2) untuk membahas sejumlah agenda.
Foto: AP
Presiden Joko Widodo berada di Australia sejak Sabtu (25/2) untuk membahas sejumlah agenda.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyempatkan bertemu dengan ribuan warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Australia. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi bercerita soal perekonomian di Indonesia.

"Saya lebih banyak cerita ekonomi, gak mau banyak cerita politik, pusing, cerita ekonomi saja," kata Jokowi dalam acara 'Temu WNI dengan Presiden Jokowi' di Darling Harbour Theatre International Convention Center Sydney, Ahad (26/2).

Di hadapan sekitar 2.500 orang WNI yang tinggal di Australia, Presiden bertanya kepada pengunjung apakah mereka datang untuk menonton konser. "Saya biasanya kalau ke daerah, selalu memberi kuis dengan hadiah sepeda tapi di sini, bawanya bagaimana," ujarnya.

Meskipun belum jelas hadiahnya, namun Presiden Jokowi sempat mengundang dua WNI maju ke depan untuk menjawan kuis yang disampaikan Jokowi. "Nanti hadiahnya dikirim dari Jakarta, tolong dicatat namanya," ucap Jokowi.

Dihadapan WNI di Australia, Jokowi mengungkapkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 yang berada di posisi 5,02 persen patut disyukuri. Sebab menurutnya banyak negara yang anjlok sampai 100 persen. Ia menyebutkan dibandingkan dengan negara besar di G20, Indonesia masih masuk pada tiga besar terbaik. Kalahnya hanya sama India dan Tiongkok.

"Ini sering kita tidak tahu sehingga tak mau bersyukur. Coba lihat negara lain sudah ada yang minus karena perlambatan ekonomi dunia ketidakpastian selalu membayangi kita semua," jelasnya.

Di indikator inflasi, pengendalian harga, yang sebelumnya 8, 8,3, pada 2015 bisa kita tarik di 3,35 persen dan 2016 pada 3,02 persen. Artinya harga bisa dikontrol dengan baik.

"Jangan sampai ada yang menaikkan isu cabai naik, yang naik hanya cabai kok ribut, nanti kalau sudah musimnya dia juga akan turun. Jangan termakan hal seperti itu," katanya.

Menurut dia, harga cabai mahal sedikit tidak apa-apa biar petani mendapat keuntungan. "Kemudian terkait dengan kesenjangan, ini persoalan besar kita ada di sini, gini ratio pada 2013 pada posisi 0,41, patut disyukuri pada 2015 masuk 0,38 dan 2016 pada posisi 0,37 persen," jelasnya.

Presiden juga menyebutkan anggaran fnfrastruktur pada 2017 meloncat cukup besar karena pemerintah ingin fokus di bidang itu dalam lima tahun ke depan.

"Ini basic bagi pergerakan ekonomi ke depan. Anggaran infrastruktur pada 2017 sudah menjadi Rp346 triliun," kata Jokowi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement