Oleh: Muhammad Arifin Ilham
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Silih berganti sahabat-sahabat mampir dalam kehidupan kita. Dan itu lumrah saja. Ada yang mampir untuk mengulang masa kebersamaan dulu (tarikhan), ada yang datang karena untuk keperluan usaha (tijaaratan), bahkan tidak sedikit saling jumpa karena kepentingan politik (siyaasiyan). Ada juga karena sama-sama dalam kesukaan yang sama (hubban): sama-sama suka touring, klub motor gede, main golf, dan lain sebagianya.
Ada yang indah, ternyata banyak dipersahabatkannya kita karena kecintaan yang sama. Sama-sama ingin dicintai dan mencintai karena Allah. Ia senantiasa bertemu karena seringnya hadir dalam majelis ilmu dan majelis zikir. Subhanallah, persahabatan yang terikat karena ingin merebut kecintaan Allah adalah persahabatan yang tidak hanya ternikmati ketika di dunia saja, tapi hingga akhirat.
Sahabat-sahabat yang hadir dalam kehidupan kita jika kehadirannya karena terikat oleh kecintaan kepada Allah maka inilah bentuk persahabatan yang sejati; persahabatan karena landasan keimanan dan ketaatan kepada-Nya. Bersahabat dunia akhirat.
Beruntungnya kita jika kita berjabat tangan dan memeluk kebersamaan ini karena inginnya selalu bersama dan tidak ingin terpisah. Bahkan, misal karena satu hal kita terperosok tersebab kealpaan kemanusiawian kita, lalu kita terjerembap di neraka, maka sahabat kita di dunia akan memintakan syafaat kepada Allah untuk bisa mengangkatnya.
"Jika penghuni surga telah masuk ke dalam surga, lalu mereka tidak menemukan sahabat-sahabat mereka yang selalu bersama mereka dahulu waktu di dunia, maka mereka pun bertanya kepada Allah, "Ya Rabb, kami tidak melihat sahabat-sahabat kami. Sewaktu di dunia kami selalu bersama; kami shalat bersama mereka, kami puasa bersama mereka dan kami berjuang bersama mereka. Dan Allah pun berfirman, "Pergilah ke neraka, lalu keluarkanlah sahabat-sahabatmu yang di hatinya ada iman walaupun sekecil zarrah." (HR Ibnu Mubarak dalam Kitab az-Zuhd).
Imam Syafi'i berkata, "Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada Allah, maka peganglah erat dia, jangan pernah engkau melepaskannya. Karena mencari teman baik itu susah, tapi melepaskannya sangat mudah."
Imam Hasan al-Bashri berkata, "Perbanyaklah sahabat mukminmu karena mereka memiliki syafa'at pada hari kiamat."
Ibnu Jauzi berkata kepada sahabatnya sambil menangis, "Jika kamu tidak menemui aku di surga bersama kamu, maka tolonglah tanya kepada Allah tentang aku."
Sahabat-sahabat tercinta karena Allah, yuk berpikirlah sejenak, siapa kiranya di antara sahabat kita yang akan mencari dan mengajak kita bersama-sama ke surga? Jika kita telah menemukannya, jabatlah terus persahabatan itu. Insya Allah akan meneruskannya hingga menuju surga-Nya.