Senin 27 Feb 2017 16:46 WIB

Kisah Sri Rabitah, TKW Asal Lombok yang Dicuri Ginjalnya

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Teguh Firmansyah
Jual Ginjal (ilustrasi)
Foto: Foto : Mardiah
Jual Ginjal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Dusun Lokok Ara, Desa Sesait, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Sri Rabitah (25), mengalami perlakuan mengenaskan kala bekerja di Kota Doha, Qatar, Timur Tengah. Rabitah diduga menjadi korban pencurian ginjal saat bekerja di Doha pada Juni 2014.

Bersama tim dari Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) cabang NTB, Rabitah mengadukan dan menceritakan hal ini kepada Bupati Lombok Utara Najmul Ahyar di kantor Bupati Lombok Utara, Senin (27/2).

Di hadapan bupati, ia menjelaskan kronologi kasus dugaan pencurian ginjalnya. Awalnya, usai bekerja dari Malaysia pada 2014, ia ditawari bekerja ke Abu Dhabi oleh seorang calo perempuan berinisial UL yang beralamat di Batu Keruk Akar-akar, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara.

Pada 27 Juni 2014, ia bersama 22 orang diberangkatkan menuju Qatar dan bekerja kepada seorang majikan bernama Madam Gada di Doha. Pada hari ketiga, sang majikan perempuan mengajaknya ke rumah sakit untuk memeriksa kesehatannya dengan alibi untuk cek medikal ulang.

Padahal, Rabithah merasa tidak sakit apa-apa. Namun, majikannya memaksanya untuk ke rumah sakit dan diminta menjalani operasi.  "Saya dibawa ke ruangan operasi dan enggak bisa melawan karena kan sudah disuntik bius," ujarnya di Kantor Bupati Lombok Utara, Senin (27/2).

Usai dioperasi, Rabitah mengaku tak sadarkan diri selama 24 jam. Ketika sadar, ia merasakan sakit di bagian pinggang kanannya dan sudah ada bekas operasi di bagian tersebut.

Setelahnya, sang majikan tak membawanya pulang ke Doha, melainkan mengembalikan dia ke agensi Alzajirah di Kota Abu Dhabi. "Saya justru dikembalikan ke kantor agen, dan berkali-kali disiksa," lanjut dia.

Baca juga,  Kisah TKW Asal Ponorogo yang Disiksa Hingga Alami Gangguan Psikologis.

Kemudian, dia sempat tiga kali dioper ke majikan lain di Doha. Namun, Rabitah mengaku tidak mampu bekerja dan selalu mendapat siksaan majikan karena dampak operasi sebelumnya. Ia mengaku sudah hilang harapan.

Namun, majikannya yang terakhir cukup baik dan meminta agensi memulangkannya ke Indonesia pada 24 Juli 2014 dengan tujuan Bandara Juanda, Surabaya.

Sejak kembali ke Lombok hingga awal tahun ini, ia mengaku belum mengetahui bahwa ginjal sebelah kanannya sudah tak ada. Ia baru mengetahuinya saat periksa ke RSUD Tanjung, Lombok Utara, awal Januari ini. "Saya minta bantuan dari bapak bupati untuk menuntut orang itu, saya tidak ikhlas dunia akhirat ginjal saya diambil secara diam-diam," ucap dia.

"Kalau dia minta ke saya mungkin saya ikhlaskan, tapi ini diambil tanpa sepengetahuan saya. Operasi itu juga tanpa izin orang tua, dan tanpa dapat tanda tangan dari saya juga," sambungnya.

Koordinator Pusat Bantuan Hukum Buruh Migran Indonesia (PBHBMI) NTB Muhammad Saleh mengatakan Rabitah sering sakit-sakitan dan kondisi tubuhnya lemas, sepulang dari Qatar pada 2014.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

The Best Mobile Banking

1 of 2
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement