REPUBLIKA.CO.ID, BALEENDAH -- Hujan deras yang berlangsung sejak sore hingga pukul 18.41 WIB di Kabupaten Bandung serta Kota Bandung menyebabkan sejumlah ruas jalan dan permukiman warga terkena banjir. Kondisi tersebut membuat para warga yang berada di lokasi rawan banjir akhirnya memilih mengungsi.
Banjir merendam jalan pada ketinggian 30 cm di Jalan Raya Dayeuhkolot sekitar wilayah Palasari. Banjir yang mengalir bercampur dengan air berwarna hitam dan menyengat yang keluar dari saluran drainase. Dampaknya, kemacetan lalu lintas tidak dapat terhindarkan.
Sementara itu di Baleendah, banjir menggenangi Jalan Adipati Agung, Jalan Anggadireja, dan Jalan Jaksanaranata. Dengan rata raya ketinggian mencapai sekitar 30 cm. Akibatnya, sejumlah kendaraan yang memaksa menerjang banjir mogok.
Di Bojongsoang, luapan anak sungai dari Kota Bandung meluap dan merendam sejumlah jalan utama di Jalan Cikoneng-Ciganitri. Kondisi tersebut membuat warga Kampung Cijagra di tepi Sungai Citarum dan Desa Tegalluar waspada.
Kawasan yang kembali terendam banjir Sungai Citarum yaitu Kelurahan Andir dan Baleendah di Kecamatan Baleendah, khususnya Kampung Cieunteung dan Cigosol. Warganya pun kembali mengungsi ke tempat pengungsian di pusat Baleendah.
Koordinator pengungsi di Aula Inkanas Baleendah, Atep Wahidin, mengatakan warga kembali berdatangan sore dan malam hari, Senin (27/2). Disebabkan permukaan Sungai Citarum terus meningkat dan hujan terus turun sampai sore hari.
"Total sudah ada 24 keluarga atau 58 jiwa pengungsi yang datang. Jumlahnya terus bertambah karena ketinggian air di permukiman sudah 1,5 meter. Warga sudah bersiap mengungsi," katanya.
Ia menuturkan, sarana air bersih sudah tersedia, namun yang belum ada pemeriksaan kesehatan dari puskesmas sejak Sabtu (25/2), ataupun bantuan logistik. Disekitar aula Inkanas pun terendam banjir sampai 20 cm.
Sementara di GOR Kelurahan Baleendah, 11 keluarga telah mengungsi. Diperkirakan, jumlahnya akan terus meningkat seiring semakin tingginya permukaan air yang menggenangi Kampung Cieunteung.
Camat Dayeuhkolot, Yiyin Sodikin, mengungkapkan sebagian besar kawasannya belum terendam banjir sampai parah, walaupun sejumlah ruas jalannya, bahkan jalan utama, sudah terendam. "Yang mengungsi di Masjid Besar Ash Shofia baru sembilan keluarga. Sisanya masih bertahan di pengungsian. Warga diimbau waspada karena banjir sulit diprediksi," ungkapnya.