REPUBLIKA.CO.ID, Nama Fredy Tahuney alias Iwan Bopeng menjadi pemberitaan sejumlah media massa di Ibu Kota beberapa waktu terakhir lantaran ulahnya yang membuat keributan di sejumlah TPS di Jakarta.
Iwan yang memakai baju kotak-kotak mendatangi TPS 27 di Palmeriam. Di sana, pria itu mengamuk sambil melontarkan kalimat 'eh siapa itu anak kecil siapa tad itu e, tentara gue potong di sini, apalagi elu e'.
Video pernyataan Iwan Bopeng menjadi viral di media sosial. Polisi pun diminta untuk mengusut Iwan Bopeng. Berikut sejumlah pernyataan polisi dari mulai memeriksa sampai menyebut kasus sudah clear.
20 Februari, Polisi akan Periksa Iwan Bopeng
JAKARTA -- Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar (Pol) Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan anggota tim sukses pasangan cagub-cawagub DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful, Fredy Tahuney alias Iwan Bopeng akan diperiksa Kepolisian. "Iya toh jelas diperiksa. Ya tunggu saja nanti. Kami kan sedang penyelidikan," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Senin (20/2).
Argo belum bisa memastikan apakah Iwan Bopeng merupakan timses dari Basuki-Djarot. "Kami kan belum periksa dia. Kami harus sesuai fakta. Kalau memang itu nanti dia orang siapa, pendukung siapa, nanti kan ketahuan setelah diperiksa," tuturnya.
22 Februari, Polisi Masih Cari Iwan Bopeng
Polda Metro Jaya masih menyelidiki dan mencari tahu keberadaan Iwan Bopeng. "Masih dalam penyelidikan. Kita tunggu saja ya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono saat dihubungi di Jakarta, Rabu (22/2).
Argo menambahkan, penyidik masih belum bisa mengkonfirmasi lebih lanjut perihal perkembangan kasus tersebut menunggu sampai posisinya jelas.
"Jadi kami masih mencari tahu dia ada di mana posisinya. Sedang kami lakukan penyelidikan ada di mana dan aparat masih bekerja," jelas Argo.
Polisi pun belum bisa memastikan apakah Bopeng dikenakan kasus dugaan tindak pidana pemilu karena diduga melakukan aksi sweeping di TPS 25, 26, dan 27 di Palmeriam, Jakarta Timur. "Semuanya tetap harus pemeriksaan saksi dulu, baru diketahui ada unsur apa, apakah ITE, KUHP, kan gitu makanya nanti akan kami selidiki dulu," kata dia.
Saat ditanyakan apakah sudah ada pihak yang melaporkan kasus tersebut, menurutnya hingga saat ini belum ada laporan yang masuk. Kemudian saat ditegaskan apakah artinya ini laporan yang datang dari penyidik (tipe-a), Argo pun tidak mengamini. "Belum tahu, nanti kami cek," kata dia.
27 Februari , Kasus Clear
Polisi mengatakan, pria berbaju kotak-kotak yang mengamuk di tempat pemungutan suara (TPS) dan menghina tentara, Iwan Bopeng alias Fredy Tuhenay sudah dipertemukan dengan Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya) Mayjen TNI Teddy Lhaksmana. Dengan alasan itu, polisi menyebut kasus ucapan 'potong tentara' sudah selesai.
"Iwan Bopeng itu kemarin sudah dipertemukan dengan Panglima Kodam, itu sudah clear ya, sudah ya clear," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Senin (27/2).
Argo mengimbau kepada masyarakat agar tidak berbuat onar seperti yang dilakukan oleh Iwan Bopeng pada Pilkada DKI Jakarta yang bakal digelar 19 April mendatang. Ia menyarankan agar masyarakat memilih sesuai hati nurani saja terhadap dua pasangan calon yang akan bertarung.
Namun Kodam Jaya membantah bahwa Iwan Bopeng alias Fredy Tuhenay sudah dipertemukan dengan Panglima Kodam Jaya (Pangdam Jaya), Mayjen TNI Teddy Lhaksmana terkait kasus penghinaan terhadap tentara saat pencoblosan Pilkada DKI Jakarta. Hal ini disampaikan Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) Jaya Kolonel Heri Prakoso.
"Tidak ada (pertemuan itu), kemarin kan ada acara tradisi serah terima (Teddy Lhaksmana), sebelum-sebelumnya juga gak ada," ujar Heri saat dikonfirmasi, Selasa (28/2).