Selasa 28 Feb 2017 14:18 WIB

Taman Nasional Tesso Nilo Kembangkan Eco Tourism

Tesso Nilo
Tesso Nilo

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Balai Taman Nasional Tesso Nilo, Provinsi Riau berupaya mengembangkan wisata berbasis lingkungan atau eco tourism sebagai salah satu upaya melindungi kawasan konservasi itu dari pembalakan dan perambahan.

"Dalam upaya penyelamatan TNTN kita sedang upayakan menyusun grand design wisata alam atau eco tourism," kata Kepala Balai TNTN, Supartono di Pekanbaru, Selasa (28/2).

Untuk mewujudkannya, Supartono mengatakan pihaknya telah menggandeng pakar dari Universitas Gadjah Mada (UGM) serta pelaku wisata dari Provinsi Riau. Ia mengatakan ahli dari Universitas Gadjah Mada itu diundang untuk menyusun strategi wisata yang bisa dikembangkan untuk melindungi 23.000 hektare dari 81.000 hektare TNTN yang tersisa.

Sementara pelaku wisata dari Provinsi Riau yang turut digandeng akan dimintai pendapatnya tentang pengembangan wisata yang bisa dikembangkan di TNTN. "Untuk sementara tim UGM sedang menyusun desain utama pengembangan wisatanya. Sementara pelaku usaha segera akan dilibatkan," jelasnya.

Lebih jauh, ia menjelaskan cukup banyak potensi yang bisa digali dari TNTN. Diantaranya adalah keberadaan gajah jinak serta sejumlah satwa liar lainnya yang berada di TNTN.

Kemudian, ia juga mengatakan kondisi hutan tropis serta aliran sungai yang membelah TNTN cukup layak diangkat menjadi daya tarik wisata. Sementara sejumlah fasilitas saat ini sudah tersedia di TNTN yang bisa dimanfaatkan.

Seperti keberadaan "home stay" yang dibangun oleh pemerintah setempat.

"Di sana sudah ada dua home stay yang bisa dimanfaatkan. Kemudian keberadaan gajah jinak yang sekarang cukup terkenal di TNTN kita kembangkan," ulasnya.

Dari seluruh rencana tersebut, ia memastikan bahwa pengembangan wisata alam di TNTN akan melibatkan masyarakat.

Supartono mengatakan pembalakan liar dan perambahan hutan masih menjadi permasalahan utama yang perlu diselesaikan. Dari 81.000 hektare, areal TNTN terus mengalami penyusutan hingga tersisa 23.000 hektare.

Ia mengatakan pihaknya telah melakukan beragam upaya memerangi pembalakan dan perambahan tersebut. Diantaranya adalah melakukan patroli terpadu melibatkan TNI dan Polri.  Terakhir, wacana wisata alam itu akan terus digalakkan sebagai upaya menjaga hutan yang tersisa.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement