REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pelaku pasar akan mencermati hasil lelang obligasi Surat Utang Negara (SUN) sebelum menentukan akan kembali melanjutkan penguatan atau justru melemah. Adanya enam seri obligasi Surat Utang Negara (SUN) yang akan dilelang menarik perhatian pelaku pasar terutama terkait dengan penyerapannya.
Pada Selasa (28/2) pemerintah melelang surat utang negara (SUN) dengan menawarkan enam seri obligasi negara. Adapun jumlah indikatif SBSN yang dilelang sebesar Rp 15 triliun.
Menurut Analis Senior Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, adanya enam seri obligasi SUN yang akan dilelang menarik perhatian pelaku pasar terutama terkait dengan penyerapannya. "Jika nantinya penyerapannya sedikit dan nominal nilai yang dimenangkan Pemerintah juga terlihat sedikit maka diperkirakan laju pasar obligasi dapat mengalami pelemahan," ujar Reza, Selasa (28/2).
Begitupun sebaliknya. pelaku pasar masih khawatir akan pembalikan arah melemah dari rupiah. Reza memperkirakan, laju pasar obligasi, khususnya SUN kemungkinan akan terlihat melambat jelang lelang SUN. Pelaku pasar akan mencermati hasil lelang tersebut sebelum menentukan akan kembali melanjutkan penguatan atau justru melemah.
Pelaku pasar juga mencermati pergerakan nilai tukar Rupiah untuk menentukan seberapa besar pelemahan rupiah dapat berimbas pada laju pasar obligasi. "Kami perkirakan pergerakan pasar obligasi masih akan cenderung mendatar diiringi aksi jual tipis. Tetap cermati berbagai sentimen yang dapat merubah arah dari pasar obligasi," kata Reza.
Keenam seri obligasi yang ditawarkan Pemerintah adalah:
1. Seri SPN03170601 (penerbitan baru) dengan pembayaran imbal hasil secara diskonto dan jatuh tempo 1 Juni 2017;
2. Seri SPN12180301 (penerbitan baru) dengan pembayaran imbal hasil diskonto dan jatuh tempo 1 Maret 2018; Lalu...
3. Seri FR0061 (penerbitan kembali) dengan tingkat imbal hasil 7,00 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2022;
4. Seri FR0059 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 7,00 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2027;
5. Seri FR0072 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 8,25 persen dan jatuh tempo 15 Mei 2036; dan
6. Seri FR0067 (penerbitan kembali) dengan tingkat bunga 8,75 persen dan jatuh tempo 15 Februari 2044.