REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kepolisian Daerah Kepulauan Riau meningkatkan pengamanan dan kewaspadaan wilayah pascaserangan bom panci di Bandung, Jawa Barat, Senin (27/2).
"Tentu kami tingkatkan kewaspadaan dan pengamanan. Namun sifatnya tidak terbuka agar tidak menimbulkan kekhawatiran pada masyarakat," kata Kepala Kepolisian Daerah Kepulauan Riau Irjen Pol Sam Budigusdian di Batam, Selasa (28/2).
Pengamanan terbuka dengan menempatkan banyak anggota bersenjata lengkap pada tempat-tempat strategis justru dikhawatirkan akan menimbulkan kekhawatiran dan kepanikan ditengah-tengah masyarakat.
"Kepolisian berupaya semaksimal mungkin agar kondisi Kepri tetap aman termasuk dari ancaman terorisme sehingga industri, perdagangan, dan kegiatan lain berjalan normal," kata Sam.
Polisi juga mengimbau masyarakat untuk melapor jika ada orang atau kegiatan mencurigakan pada lingkungan masing-masing. Untuk memastikan keamanan wilayah, perlu dukungan semua pihak.
"Menjaga keamanan tanggungjawab bersama. Kepedulian antarsesama anggota masyarakat diharapkan membuat tidak ada ruang pada organisasi atau pihak tertentu melakukan aksi di Kepri," kata dia.
Sepanjang 2016, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri beberapa kali melakukan penggerebekan terduga teroris di Batam. Sejumlah pelaku ditangkap dan dibawa ke Jakarta untuk proses lebih lanjut.
Sebelumnya, sempat terjadi aksi teror bom panci di Taman Pendawa, Banrung, Jawa Barat, pada Senin (27/2)pagi. Pelaku yang diketahui berinisial YC, kemudian berlari dan masuk ke dalam kantor Kelurahan Arjuna yang terletak di Jalan Arjuna.
Pelaku sempat membakar kantor lantai dua, sebelum akhirnya Brimob Polda Jabar berhasil melumpuhkannya dengan timah panas di bagian perut.
Pelaku yang saat itu dalam kondisi kritis sempat dibawa ke rumah sakit Sartika Asih, namun di perjalanan nyawa pelaku tidak tertolong.