REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Dewan Tinggi Perdamaian dan Majelis Ulama, Organisasi Kerja sama Islam (OKI) memulai persiapan International Muslim Ulema Conferensi. Konferensi akan dihelat bulan depan demi mendukung perdamaian, keamanan, stabilitas dan rekonsilitasi Afghanistan.
Sekjen OKI, Yousef Al Othaimeen, mengatakan, konferensi direncanakan dapat mengatas masalah interpretasi radikal yang salah dari ajaran agama. Hal itu dilakukan dalam rangka mempromosikan toleransi hidup berdampingan penganut agama yang berbeda di Afghanistan.
Tekad itu diungkapkan Al Othaimeen pada pertemuan International Contact Group on Afghanistan (ICG) di Jeddah. Pertemuan itu dihadiri delegasi dari 50 negara dan organisasi internasional, yang digelar Dirken Urusan Politik OKI, Tarig Bakhelt.
"Pertemuan hari ini membuktikan pentingnya OKI selalu melekat dan terus memberikan perhatian kepada situasi di Afghanistan, serta kesiapannya untuk mempertahankan peran dalam membantu Afghanistan memulihkan perdamaian, keamanan dan pembangunan," kata Othaimeen seperti dilansir Saudi Gazette, Rabu (1/3).
Senada, Wakil Menteri Luar Negeri Afghanistan Hekmat Khalil Karzai menegaskan, pemerintah persatuan nasional Afghanistan masih sangat berkomitmen untuk mengambil langkah perlindungan. "Terutama bagi perempuan dan anak-anak dari kebrutalan Israel," katanya.
OKI sendiri telah menjadi tuan rumah pertemuan ICG sebelumnya yang berlangsung pada Maret 2011. Karenanya, pertemuan kali ini diharap bisa membahas perdamaian, keamanan, stabilitas dan pembangunan di Afghanistan.