REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Ratusan koperasi yang ada di wilayah Kabupaten Semarang diusulkan bupati setempat untuk ditutup. Selain tidak jelas aktivitasnya, keberadaan koperasi tersebut juga tidak berkontribusi bagi pemberdayaan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
Hal ini terungkap dalam acara 'Ngopi Bareng' Gubernur Jawa Tengah bersama pengurus koperasi dan pelaku UMKM se-Kabupaten Semarang, yang dilaksanakan di pendopo rumah dinas Bupati Semarang, Rabu (1/3).
Dalam kesempatan ini, Bupati Semarang, dr H Mundjirin mengakui, di daerahnya saat ini banyak koperasi yang hanya menyisakan nama. Aktivitasnya sebagai penggerak ekonomi masyarakat hampir tak ada lagi.
"Jumlahnya ada sekitar 127 koperasi yang saya usulkan untuk ditutup, karena sudah tidak lagi aktif lagi," ungkap Mundjirin di hadapan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dan para undangan lainnya.
Di sisi lain, katanya, saat ini di Kabupaten Semarang juga mulai tumbuh usaha kecil maupun UMKM yang membutuhkan kehadiran koperasi sebagai pendukung keberlangsungan usahanya. "Sehingga, dari pada ada koperasi tetapi tidak produktif, lebih baik dibuka koperasi baru yang lebih siap dan benar- benar dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan UMKM di daerah kami," ujarnya.
Mundjirin juga mengakui, persoalan utama yang dihadapi oleh koperasi adalah kelemahan dalam hal manajemen. Tak sedikit koperasi yang hadir di tengah- tengah masyarakat tapi tidak didukung oleh SDM yang memadai. Akibatnya, kehadiran koperasi tersebut hanya mampu bertahan dalam waktu yang pendek. Sehingga tidak mampu menjalankan fungsinya sebagai penggerak ekonomi masyarakat.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Kabupatem Semarang, sedikitnya ada 100 rintisan koperasi baru di Kabupaten Semarang yang telah mengajukan persyaratan untuk menjafi koperasi. "Karena pengelolaan dan pertumbuhannya sangat bagus," kata Bupati.