REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Komisi E DPRD DKI Jakarta Pantas Nainggolan menyesalkan tawuran yang terjadi di flyover Pasar Rebo Ciracas, Jakarta Timur. Kejadian tawuran tersebut harus dapat menjadi pembelajaran agar tidak terjadi lagi.
"Bisa belajar lah dari kejadian-kejadian itu untuk bisa diperbaiki lagi. Bukan hanya Disdik, tetapi sekolah, orang tua, warga, masyarakat. Saya pikir perlu mengambil manfaat dari situ untuk perbaiki segala sesuatunya agar lebih baik lagi," ujar Pantas saat dihubungi oleh Republika.co.id, Rabu (1/3).
Wakil Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Bowo Irianto mengatakan Disdik tidak akan melakukan mediasi hukum terkait empat pelajar yang ditangkap karena dugaan keterlibatan dalam tawuran ini. Pantas kemudian menilai keputusan Disdik Pemprov DKI Jakarta tersebut sudah tepat.
"Saya pikir tepat artinya biar hukum berjalan dengan normal. Sesuai aturan hukum," ujarnya.
Sebab, sekarang ini pelajar yang melakukan tawuran tidak cukup hanya dikembalikan kepada orang tuanya. Namun harus diberikan hukuman yang membuat jera. "Saya pikir perlu dilihat secara detil apakah pola (aturan) seperti itu melahirkan efek jera. Artinya ada ketegasan bila perlu dikeluarkan dari sekolah," kata politikus PDIP ini.
Aksi tawuran di flyover Pasar Rebo Jakarta Timur pada 14 Februari 2017 menewaskan satu orang siswa jurusan Teknik Mesin Kelas XI SMK Bunda Kandung bernama Ahmad Andika Baskara (19 tahun). Tawuran tersebut dilakukan antara SMK Budi Murni 4, SMK Adi Luhur 2 Jakarta Timur, dan SMK Bunda Kandung Jakarta Selatan. Ada 17 siswa SMK Budi Murni 4, enam siswa SMK Bunda Kandung, dan 18 siswa SMK Adi Luhur 2 yang terlibat di dalam tawuran.