REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas dua kali ledakan bom berturut-turut yang terjadi pada Rabu (1/3) waktu setempat di ibu kota Afghanistan, Kabul. Akibat dari ledakan tersebut sedikitnya lima orang meninggal dan 50 korban terluka.
Para pejabat setempat mengatakan sebuah bom meledak di markas polisi di sekitar barat daya Kabul. Sedangkan ledakan kedua terdengar beberapa waktu kemudian di sisi timur, dekat kantor Direktorat Keamanan Nasional, sebuah badan intelijen di Afghanistan.
Selain itu suara senjata api kecil juga terdengar lima jam kemudian setelah ledakan berlangsung. Pihak berwenang menyebutkan jumlah korban tewas mungkin meningkat dari sebelumnya.
Mohammad Salim Rasooli, yang bertanggung jawab dari rumah sakit di Kabul, mengatakan, lima orang tewas dan 50 korban terluka. Sedangkan juru bicara Kementerian Dalam Negeri Sediq Seddiqi, mengatakan di Twitter dua teroris telah tewas, dan lima anggota pasukan keamanan terluka.
Sementara itu seorang juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut. Mereka melakukannya atas nama kelompok militan.
New York Times, Rabu (1/3) melaporkan, serangan terhadap kantor intelijen melibatkan seorang pengebom bunuh diri. Namun untuk serangan bom di markas polisi masih belum jelas.
Itu adalah pemboman pemberontak pertama di Kabul sejak 7 Februari ketika seorang pembom bunuh diri menewaskan lebih dari selusin orang di luar kantor Mahkamah Agung.
Baca juga, Taliban Minta Trump Tarik Pasukan dari Afghanistan.