REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan persediaan benih bawang merah di tingkat petani menghadapi musim tanam pertama 2017 menyusut dibanding musim sebelumnya.
"Karena faktor cuaca ekstrem pada musim tanam dua 2016 banyak lahan bawang tergenang air sehingga persediaan benih mengecil," kata Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan, dan Perikanan Bantul Pulung Haryadi di Bantul, Kamis (2/3).
Menurut dia, cuaca ekstrem dengan curah hujan intensitas tinggi pada musim tanam kedua (Juni-Juli) 2016 berakibat pada genangan-genangan air di lahan pertanian wilayah Bantul, salah satunya bawang merah. Ia mengatakan karena kejadian tersebut mengakibatkan pertumbuhan bawang merah tidak maksimal serta menurunkan kualitas panen, sehingga jumlah bawang yang disimpan untuk dijadikan benih lebih sedikit.
Pulung mengatakan kondisi tersebut mengakibatkan harga benih bawang merah pada musim tanam pertama Februari Maret 2017 tinggi."Iya, harganya tinggi, itu karena pengaruh cuaca kemarin," katanya.
Ia mengatakan persediaan benih bawang merah yang berkurang serta harga di tingkat petani tinggi diperkirakan luas tanaman hortikultura pada musim tanam pertama 2016 turun dibanding musim tanam kedua 2017.
Sementara itu, kata dia, pada musim tanam pertama 2017 ini diperkirakan masih akan turun hujan, karena prediksi dari BMKG hujan masih berpotensi hingga akhir April, sedangkan musim kemarau berlangsung pada awal Mei.
"Yang memungkinan untuk menanam hortikultura silahkan, kalau tidak ada air bisa ke palawija, tetapi kita arahkan agar ke komoditas lain selain bawang sambil menunggu musim tanam dua agar tidak ada risiko," katanya.
Namun demikian, kata dia, bagi petani Bantul yang tetap nekat menanam bawang merah, dianjurkan untuk membuat got keliling atau memperbesar yang sudah ada, serta meninggikan gundukan-gundukan di sekitar ruang tanam.
Sementara Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Bantul Suroto mengatakan luas tanam bawang merah pada musim tanam pertama 2017 diprediksi seluas 100 sampai 150 hektare, turun dari musim tanam dua 2016 seluas 300 sampai 400 hektare.