REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pembiayaan otomotif syariah PT Adira Dinamika Multifinance (Persero) Tbk atau Adira Finance tumbuh sebesar 85 persen (year on year/yoy) dari Rp 4,5 triliun pada 2015 menjadi Rp 8,4 triliun per akhir tahun 2016. Pembiayaan syariah saat ini memberi kontribusi 27 persen pada pembiayaan baru 2016 yang sebesar Rp 30,9 triliun.
“Kami perkirakan untuk pembiayaan syariah tumbuhnya sekitar 25 persen pada tahun ini,"ujar Direktur Keuangan Adira Finance, I Dewa Made Susila dalam acara Media Update Kinerja Adira Finance di Jakarta, Kamis (2/3).
Porsi pembiayaan tersebut didominasi oleh motor sebesar 75 persen motor dan sisanya mobil. Adapun piutang pembiayaan yang dikelola (managed receivable) yakni sebesar Rp 9,9 triliun dari piutang pembiayaan secara keseluruhan yang sebesar Rp 44,4 triliun per akhir tahun 2016.
Made menuturkan, target tahun ini jauh di bawah pencapaian tahun lalu dikarenakan pembiayaan syariah tercatat masih merupakan produk baru, sehingga pertumbuhannya langsung pesat pada tahun lalu. Adapun pada tahun ini, pertumbuhan pembiayaan syariah diperkirakan sejalan dengan industri.
Pada tahun ini industri otomotif diperkirakan akan tumbuh sebesar 5 persen untuk mobil baru dan stagnan untuk motor. Dengan demikian, Adira menargetkan penyaluran pembiayaan tumbuh sebesar 5-10 persen dari Rp 30,9 triliun per akhir tahun 2016.
"Pertumbuhan pembiayaan kami tahun lalu 1 persen atau Rp 400 miliar menjadi Rp 30,9 triliun. Tahun ini target 5-10 persen, tapi itu bukan angka pasti. Karena kita melihat kondisi industri," ujar Direktur Utama Adira Finance, Willy Suwandi Dharma.