REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, akan menjadi tuan rumah Mataram Internasional Jazz Festival yang direncanakan berlangsung bulan April atau Mei 2017.
"Menjadi tuan rumah dalam ajang internasional ini tetu luar biasa, karena selain memberikan dampak bagi daerah juga memberikan manfaat kepada masyarakat di kota ini," kata Ketua Badan Promosi Pariwisata Kota Mataram Yusril Arwan di Mataram, Kamis (2/3).
Dalam hal ini Badan Promosi Pariwisata Kota Mataram (BP2KM) bertugas memfasilitasi dan membantu kreativitas yang digagas oleh para komunitas jazz di kota ini. Pasalnya, dengan adanya kegiatan tersebut tentunya memberikan keuntungan bagi daerah dalam berbagai sektor bidang pariwisata.
"Sebelum berbicara internasional, kalau secara nasional saja ada satu orang komunitas jazz datang bersama keluarganya di kali jumlah kabupaten/kota di Indonesia, sudah berapa orang yang datang ke Mataram. Apalagi kalau internasional bisa dibayangkan," katanya.
Yusril mengatakan, kedatangan para pecinta jazz itu pastinya tidak hanya datang untuk menonton secara langsung kegiatan Mataram Internasional Jazz Festival, pastinya mereka juga akan berlibur dan berbelanja serta berkuliner. "Nah kalau sudah begitu, dampaknya pasti akan dirasakan juga oleh para pelaku pariwisata termasuk industri kecil lainnya," ujarnya.
Namun demikian, lanjutnya, untuk mendukung agar kegiatan Mataram Internasional Jazz Festival tersebut bisa dilaksanakan di Kota Mataram dengan tetap dalam bingkai kearifan lokal, BP2KM akan memberikan berbagai masukan kepada para komunitas jazz.
Sesuai dengan moto Kota Mataram yang maju religius dan berbudaya harus tetap menjadi acuan dengan memasukan berbagai kearifan lokal dalam pelaksaanya. "Misalnya dalam tata rias, penataan panggung dan lainnya, agar tidak bertentangan dengan moto Kota Mataram," katanya menambahkan.
Sebelumnya di sela launching "Mataram Lombok Great Sale 2017", Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh meminta, agar kegiatan Mataram Internasional Jazz Festival yang akan menghadiri para musisi agar dapat menyesuaikan diri. "Kita ini memiliki moto maju, religius dan berbudaya, jadi tolong dikawal religius dan berbudaya agar bisa menyesuaikan," katanya meminta.