REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Area umum Kawasan Pariwisata Nusa Dua tetap buka selama kunjungan Raja Salman bin Abdul Azis, 4-9 Maret 2017. Raja dan rombongannya yang berjumlah hampir 1.500 orang akan menginap di lima hotel yang berurutan dan berdekatan, mulai dari The Laguna Resort & Spa, St Regis Hotel & Resort, Mulia Hotel & Resort, Hilton Bali Nusa Dua, dan satu hotel di luar kawasan, yaitu Hotel Bvlgari di Uluwatu, Pecatu.
"Ya, area umum di Kawasan Pariwisata Nusa Dua tetap buka, jadi wisatawan tetap bisa berwisata seperti biasa," kata Presiden Direktur PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau ITDC, Abdulbar M Mansoer kepada Republika, Rabu (2/3).
Pengelola ITDC tampak mempercantik tampilan kawasan khusus yang sudah akrab dengan kunjungan berbagai kepala negara di dunia itu. Patung-patung di landmark utama dicat ulang dengan warna serba putih.
Jejeran tedung atau pajeng, yaitu payung hias khas Bali mempercantik landmark ITDC, seperti di sejumlah titik air mancur, pohon besar yang rindang, serta sepanjang jalan utama yang mengakses sejumlah hotel mewah. Tedung-tedung yang dipasang pun warna-warni, mulai dari hitam putih, merah, hitam, dan putih.
Payung khas Bali ini dibuat dari berbagai corak dan warna yang masing-masingnya mempunyai makna khusus. Payung hitam putih melambangkan keseimbangan alam (Rwa Bhineda).
Payung merah berkaitan dengan Dewa Brahma dalam aktivitasnya menciptakan alam semesta. Payung hitam melambangkan Dewa Wisnu yang memelihara semesta alam, sementara payung putih melambangkan Dewa Siwa, sinar suci Tuhan dalam peleburan alam semesta.
Gedung pada dasarnya digunakan sebagai perangkat upacara adat dan keagamaan di Bali. Namun, tedung kini sudah akrab menjadi elemen pelengkap yang ditempatkan di hotel-hotel berbintang sebagai ciri khas Pulau Dewata.