REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tinggi Muka Air (TMA) Sungai Bengawan Solo meningkat karena tingginya intensitas hujan di hulu Jatim dan Jateng beberapa hari terakhir. Sampai Kamis (2/3), Pos Pantau Jurug-Solo mencatat elevasi bengawan pada posisi siaga merah. Sedangkan menurut data Pos Pantau Dungus Ngawi, elevasi bengawan pada posisi siaga kuning, namun Pos Pantau TBS Bojonegoro mencatat elevasi masih di bawah siaga.
Berdasarkan laporan Kepala BPBD Jatim Sudarmawan kepada Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Benny Sampir Wanto, apabila wilayah Bojonegoro terus mengalami hujan deras, maka diperkirakan TMA akan mencapai siaga kuning atau lebih. Hal itu disebabkan air dari Dungus Ngawi mulai masuk wilayah Bojonegoro ditambah kontribusi air dari Jurug-Solo.
Terlebih, berdasarkan data dari BMKG perkiraan cuaca di Kabupaten Bojonegoro pada Kamis ini akan mengalami hujan petir dengan kecepatan angin hingga 19 kilometer per jam. “Untuk itu, warga Bojonegoro khususnya yang tinggal di sekitar bantaran sungai Bengawan Solo diminta kembali waspada dan mengantisipasi akan kemungkinan terjadinya banjir,” kata Benny melalui keterangan resmi.
Benny mengatakan, pemerintah bersama masyarakat sekitar bisa melakukan antisipasi dengan beberapa cara. Pertama, pemerintah desa (pemdes) segera menginformasikan kepada masyarakat terkait kenaikan signifikan TMA Bengawan Solo tersebut. Selain itu, pemdes juga diminta memberi himbauan kepada masyarakat agar aktivitas di sekitar Bengawan Solo, baik jasa penyeberangan maupun nelayan, tetap memperhatikan keselamatan.
Selain itu, mempersiapkan lokasi pengungsian dan dapur komunitas. Serta mendorong kemandirian dan ketangguhan masyarakat dan pemerintah desa dalam penanganan bencana banjir yang mungkin terjadi.
“Selain ketiga hal itu, perangkat desa harus segera mengecek dan menginventarisasi kerusakan sarana prasarana pengendali banjir seperti tanggul, check damp dan pintu air, serta segera berkoordinasi dengan SKPD yang membidangi,” kata Benny.
Sesuai laporan BPBD Jatim, beberapa daerah bantaran Sungai Bengawan Solo yang diminta waspada banjir, yakni Kecamatan Bojonegoro meliputi Ledok Wetan, Mulyoagung, Klangon, Jetak, Ledok Kulon, Kalirejo, Semanding, Banjarejo, Kauman; Kecamatan Kalitidu meliputi Mojo; Kecamatan Dander meliputi Ngablak; Kecamatan Trucuk meliputi Sranak; Kecamatan Kapas meliputi Bogo dan Sambiroto; Kecamatan Balen meliputi Sekaran, Sarirejo, Kedungdowo, Kedungbondo, Mulyoagung, Mulyorejo, Pilanggede, Lengkong dan Prambatan.