Kamis 02 Mar 2017 22:01 WIB

Jelang Pemilu, Oposisi Kamboja Tunjuk Pemimpin Baru

Rep: Puti Almas/ Red: Teguh Firmansyah
Bendera Kamboja (Ilustrasi)
Bendera Kamboja (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PHNOM PENH -- Partai oposisi utama Kamboja memilih pemimpin baru Kem Sokha, Kamis (2/3). Ia akan menggantikan Sam Rainsy yang mengundurkan diri menjelang pemilihan umum (pemilu) di negara itu karena kemungkinan tidak mendapat izin.

Berbicara di hadapan para pendukung partai yang dikenal dengan nama Penyelamatan Nasional Kamboja (CNRP), Kem Sokha mengatakan, akan berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat setinggi-tingginya.

Ia berjanji untuk dapat unggul dan menggantikan pemimpin negara itu saat ini yaitu Perdana Menteri Hun Sen yang berasal dari Partai Rakyat (CPP).

Rainsy yang menjadi pemimpin CNRP selama ini berada di pengasingan setelah dihukum atas tuduhan pencemaran nama baik. Ia kini menetap di Prancis sejak 2015 lalu untuk menghindari dakwaan tersebut.

Ia berulang kali membantah tuduhan yang disebut olehnya bermotif politik. Namun, Rainsy menegaskan bahwa pengunduran dirinya dari partai dilakukan untuk melindungi CNRP dan masa depan Kamboja.

 Dalam kongres CNRP, terdapat pemilihan untuk menentukan posisi wakil pemimpin. Tiga anggota [artai dipilih untuk mendampingi Sokha, yaitu Pol Ham, Mu Sochua, dan Eng Chhay Eang.

Sokha dalam pidatonya berjanji untuk memberi tambahan uang sebesar 500 ribu dolar AS untuk setiap komune jika CNRP memenangkan pemilu Kamboja pada 2018 mendatang.

Ketegangan di Kamboja meningkat setelah sekelompok mantan gerilyawan Khmer Merah menuding Sen melakukan langkah-langkah tidak adil untuk mempertahankan kekuasaannya. Khususnya hal itu dilakukan dalam pemilhan lokal yang diselenggarakan pada Juni mendatang dan pemilu tahun depan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement