REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Indonesia berupaya menjadi poros maritim dunia. Kawasan laut Indonesia yang sangat luas, ditambah perbatasan dengan Samudera Hindia dinilai membuat Indonesia bisa menggerakan negara-negara lain yang memilki kondisi negara serupa.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, Indonesia merupakan negara yang strategis dalam persoalan kemaritiman. Luas lautan Indonesia yang lebih besar dari daratan seharusnya bisa membuat negara ini memperkuat sektor maritim.
Untuk itu, dalam organisasi Indian Ocean Rim Association (IORA), Indonesia juga harus mampu menunjukan diri sebagai salah satu negara yang layak memimpin organisasi tersebut.
"Ini mestinya kita yang nge-lead (memimpin) dalam IORA. Kita kan salah satu negara yang paling besar," kata Susi di Istana Negara, Kamis (2/3). Bukannya meremahkan negara lain di sekitar Samudera Hindia yang memiliki luas lautan lebih sedikit, tapi hal itu memang tercermin dari letak geografis Indonesia.
Untuk IORA sendiri, Susi yakin organisasi ini bisa melakukan sejumlah kerja sama yang memberikan dampak positif seperti penanggulangan bencana, potensi ekonomi di lautan Hindia, dan pemanfaatan lain pada masing-masing negara.
Menteri Sekertaris Negara Pratikno menjelaskan, inisiatif Indonesia untuk menjadi tuan rumah konferensi tingkat tinggi (KTT) IORA untuk pertama kali menunjukan bahwa Indonesia sipa untuk menjadi poros maritim dunia. Indonesia ingin memperlihatkan bahwa negara ini bukan hanya mampu menjadi pemimpin di Asia-Pasifik, tapi juga untuk negara-negara yang berada di sekitaran lautan Hindia.
Dalam rangkaian tiga hari acara ini, pada tanggal 5 Maret akan dimulai dengan IORA commite of senior official meeting. Kemudian tanggal 6 maret akan ada council of minister meeting dam bisnis summie. Pada malam harinya akan ada jamuan makan malam dari Presiden Joko Widodo. Dan pada 7 Maret barulah puncak KTT IORA. "Indonesia ingin berusaha menjadi pemimpin di pasifik dan lautan hindia," kata Pratikno.