Jumat 03 Mar 2017 17:25 WIB

Dinas Perdagangan Kota Malang Imbau Masyarakat tak Beli Cabai Impor

Rep: Christiyaningsih/ Red: Winda Destiana Putri
 Pedagang sedang memilah cabai rawit merah di pasar tradisional. ilustrasi
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Pedagang sedang memilah cabai rawit merah di pasar tradisional. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dalam tiga pekan terakhir, cabai kering impor mulai masuk ke pasar-pasar tradisional di Kota Malang. Cabai ini dijual dengan harga yang lebih murah daripada harga cabai segar lokal. Menyikapi hal ini Kepala Dinas Perdagangan Kota Malang Wahyu Setianto mengimbau agar masyarakat tidak membeli atau mengonsumsi cabai kering impor.

Menurut Wahyu, walau harga cabai impor lebih murah namun segi keamanan pangannya perlu diragukan. Ini karena cabai tersebut mengalami proses pengeringan. "Cabai ini dikeringkan sedangkan kita tidak tahu bagaimana proses pengeringannya," kata Wahyu pada Jumat (3/3) di Malang.

Oleh karena itu, Dinas Perdagangan akan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk menguji laboratorium kandungan cabai impor kering. Wahyu menerangkan pihaknya sudah mengambil sampel cabai kering di pasar untuk diteliti. "Lebih baik beli cabai segar saja walaupun harganya lebih mahal," imbuh Wahyu.

Dinas Perdagangan sejauh ini sudah melakukan pemantauan di pasar-pasar tradisional. "Cabai kering impor ditemukan di Pasar Merjosari dan Pasar Induk Gadang," jelasnya. Di Pasar Induk Gadang jumlah cabai impor ditaksir mencapai lebih dari satu kuintal.

Dinas Perdagangan juga akan menelusuri pemasok cabai kering impor. Apabila nanti ditemukan proses distribusi yang tidak sesuai standar, maka pemerintah akan dengan tegas melarang peredaran cabai impor.

Hari ini di Pasar Besar Kota Malang harga cabai rawit lokal Rp 130 ribu sampai Rp 140 ribu per kilogram. Sedangkan cabai impor dijual Rp 70 ribu dan yang termahal Rp 120 ribu per kilogram. Menurut pedagang Pasar Merjosari bernama Sahrul, cabai impor mulai diminati pemilik warung makan karena harga yang lebih murah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement