Jumat 03 Mar 2017 17:58 WIB

Abrasi Kali Bekasi, Jam Belajar Anak-Anak Terganggu

Rep: Kabul Astuti/ Red: Winda Destiana Putri
Dinding tembok dan sebagian halaman SDN Pekayon Jaya VI, Bekasi Selatan ambles terkikis luapan Kali Bekasi.
Foto: Republika/Kabul Astuti
Dinding tembok dan sebagian halaman SDN Pekayon Jaya VI, Bekasi Selatan ambles terkikis luapan Kali Bekasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Hari sudah menunjukkan pukul 15.30 WIB. Anak-anak masih ramai di halaman sekolah. Ratusan siswa SD N Pekayon Jaya VI, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jawa Barat terpaksa bergantian menggunakan ruang belajar akibat dampak abrasi Kali Bekasi.

SD N Pekayon Jaya VI, Bekasi Selatan berlokasi tepat di sisi tikungan jalur air Kali Bekasi. Dinding tembok pembatas dan separuh halaman sekolah itu amblas tergerus abrasi Kali Bekasi. Empat ruang kelas tidak dapat digunakan. Tanah ambles sepanjang 50 meter, dengan kedalaman antara 30-100 sentimeter.

Sebanyak 300 siswa bergantian menggunakan ruang kelas. Ada 24 rombongan belajar di sekolah tersebut. Jam belajar sejak Senin (27/2) dibagi menjadi tiga gelombang. Beberapa kelas masuk pagi pukul 07.00 - 10.00 WIB, sebagian lagi pukul 10.00 - 13.00 WIB, sisanya ada yang masuk pukul 13.00 -17.00 WIB.

Siswa Kelas VI, Miyuki (12 tahun), mengaku khawatir dengan dampak abrasi tersebut. Jam belajar siswa berkurang sehingga tidak dapat belajar maksimal. Tanah ambles perlahan-lahan, makin hari makin dalam sejak Senin (27/2). Awalnya, tanah hanya retak-retak.

Empat ruang kelas V yang tepat berada di depan halaman yang amblas terpaksa disterilkan. Siswa kelas V masuk hanya dari pukul 10.00 WIB sampai 13.00 WIB. "Ya terganggu. Yang masuk pagi jadi masuk siang. Kelas V masuk cuma tiga jam. Kalau saya kelas VI masuk biasa, karena mau ujian," ujar Miyuki, kepada Republika, Jumat (3/3).

Siswa kelas VI ini mengaku khawatir tanah yang ambles melebar sampai ke bangunan ruang kelas. Ia, dan kawan-kawannya, berharap tanah yang ambles segera diurug dan tembok yang jebol diperbaiki.

Senada, siswa kelas IV, Alya (10 tahun), mengatakan tidak ada perubahan jam belajar untuk kelas IV. Hanya saja, ruang kelasnya yang semula tepat di depan halaman yang ambles dipindah ke kelas lain untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Alya mengeluhkan, siswa tidak leluasa bermain. Halaman yang longsor ditutup dengan tali dan tidak boleh digunakan tempat bermain lagi. Dikhawatirkan, membahayakan keselamatan anak didik. Pihak sekolah juga mengkhawatirkan halaman amblas makin dalam bila mendapat beban.

"Kan di halaman belakang tanahnya sudah miring jadi mengerikan. Mushala sudah nggak boleh dipakai. Shalatnya sekarang di laboratorium komputer," ujar Alya antusias, ditimpali rekan-rekannya. Posisi mushala sekolah berada persis di sebelah tembok yang amblas.

Penjaga sekolah, Ridwan (33 tahun), yang sehari-harinya tinggal di belakang sekolah mengungkapkan, dinding tembok SD N Pekayon Jaya VI sudah mulai terkikis sejak banjir besar merendam Kota Bekasi pada 19 Februari 2017 silam. Awalnya, hanya retak-retak. Tapi, semakin hari semakin bertambah lebar dan dalam.

Diperkirakan, tanah di bawah bangunan sekolah tersebut sudah labil akibat tergerus luapan kali Bekasi. Dikatakan Ridwan, debit air kiriman dari Kabupaten Bogor pada pertengahan Februari kemarin sangat tinggi. Hal itu diperparah dengan hujan deras yang mengguyur Kota Bekasi selama beberapa hari berturut-turut.

Menurut Ridwan, pergerakan tanah biasanya terjadi pada malam hari. Ia menyebut, peristiwa ini bukan pertama kalinya. Halaman sekolah SD N Pekayon Jaya VI pernah longsor pada 2013 silam. Longsor dua tahun lalu juga disebabkan luapan Kali Bekasi. "Tahun 2013 sudah pernah longsor tapi nggak separah ini. Dulu juga karena abrasi, lalu sudah dibenerin. Diurug," kata Ridwan.

Meski sudah diantisipasi dengan tali pengaman, pihak sekolah khawatir longsor semakin dalam dan menimbulkan korban dari peserta didik. Acapkali muncul binatang dari Kali Bekasi, seperti biawak dan ular. Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi sudah meninjau lokasi ini dan meminta dinas terkait segera melakukan perbaikan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement