REPUBLIKA.CO.ID, LIMAPULUH KOTA -- Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Limapuluh Kota mengakibat banjir dan longsor di beberapa titik. Bahkan ruas jalan jalan lintas Sumbar-Riau terputus yang mengakibatkan antrean mobil dan motor sudah mengular hingga belasan kilometer.
Di wilayah Jorong Lubuak Nago ketinggian air mencapai 5 meter sehingga warga tidak bisa keluar dan hanya bertahan di atap rumah. Jumriwal, Kepala Jorong Lubuak Nago mengatakan, saat ini warga Lubuak Nago bertahan di atap rumah mereka.
"Mereka menunggu bantuan perahu karet yang datang dan melakukan evakuasi ke lokasi yang lebih aman," katanya.
Dia mengatakan, semenjak banjir tiba semalam warga belum makan karena barang-barang mereka terendam banjir. Lembaga kemanusiaan nasional PKPU Human Initiative telah melakukan langkah-langkah membantu korban banjir. Mereka melakukan koordinasi dengan stakeholder, Wali jorong, BPBD dan Relawan dan assesment dampak.
"Aksi lanjutan PKPU akan berkoordinasi dengan BPBD, validasi data dampak bencana dan istribusi bantuan," kata Zulfamiadi, Kepala Cabang PKPU Human Initiative Bukittinggi.
Menurut dia, saat ini warga membutuhkan perahu karet, makanan siap saji, nasi bungkus dan pakaian. Banjir melanda Nagari Pangkalan sejak Jumat dini hari, di mana air mulai naik ke permukiman masyarakat sejak pukul 03.00 WIB. BPBD juga menurunkan tim beranggota 18 personel saat banjir melanda nagari atau desa adat Pangkalan. Tim tersebut akan melakukan identifikasi dan mengevakuasi warga yang menjadi korban banjir tersebut ke tempat aman.