REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Divisi Komunikasi Kantor Staf Presiden, Jojo Raharjo menyebut penyambutan terhadap kedatangan Raja Salman bin Abdul Aziz al Saud merupakan upaya membuka hubungan baru. "Membuka sebuah hubungan baru, selama ini terlalu biasa," kata dia dalam diskusi Investasi dari Lawatan King Size di Jakarta, Sabtu (4/3).
Ia menyayangkan apabila penyambutan kedatangan Raja Salman dimaknai sebatas hubungan perekonomian saja. Seperti yang ditulis sejumlah media massa. Sebab, ia meyakini, akan ada tindak lanjut atas kunjungan tersebut. Salah satunya di sektor pariwisata.
Jojo tidak menampik, kunjungan Raja Salman merupakan momen bersejarah yang menguntungkan Indonesia. Salah satunya mempererat hubungan kedua negara dengan sejumlah kesepakatan yang telah dilakukan, seperti di bidang sosial budaya, terorisme dan lain-lain.
"Kita bersama ingin mendorong plurarisme. Ternyata ada persamaan, selain memerangi terorisme. Apresiasi ke Arab Saudi yang ingin wujudkan perdamaian Muslim demokrasi terbesar di dunia," ujar dia.
Jojo mengatakan, tindak lanjut dari kunjungan Raja Salman merupakan tanggung jawab semua sektor untuk direalisasikan. Kendati demikian, ia menyebut, yang paling penting dalam menindak lanjuti hubungan Indonesia-Arab Saudi yakni peningkatan jaminan keamanan di dalam negeri.
"Kita negara Muslim demokratis terbesar, demo boleh, asal jangan sampai gaduh. Jangan sampai, Arab Saudi sudah mau ke sini, terus belok ke negara lain," jelasnya.