Sabtu 04 Mar 2017 13:20 WIB

Penyambutan Raja Salman Upaya Buka Hubungan Baru

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Andi Nur Aminah
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al-Saud bersama Presiden Joko Widodo mengitari komplek istana
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulazis Al-Saud bersama Presiden Joko Widodo mengitari komplek istana

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Divisi Komunikasi Kantor Staf Presiden, Jojo Raharjo menyebut penyambutan terhadap kedatangan Raja Salman bin Abdul Aziz al Saud merupakan upaya membuka hubungan baru. "Membuka sebuah hubungan baru, selama ini terlalu biasa," kata dia dalam diskusi Investasi dari Lawatan King Size di Jakarta, Sabtu (4/3).

Ia menyayangkan apabila penyambutan kedatangan Raja Salman dimaknai sebatas hubungan perekonomian saja. Seperti yang ditulis sejumlah media massa. Sebab, ia meyakini, akan ada tindak lanjut atas kunjungan tersebut. Salah satunya di sektor pariwisata.

Jojo tidak menampik, kunjungan Raja Salman merupakan momen bersejarah yang menguntungkan Indonesia. Salah satunya mempererat hubungan kedua negara dengan sejumlah kesepakatan yang telah dilakukan, seperti di bidang sosial budaya, terorisme dan lain-lain.

"Kita bersama ingin mendorong plurarisme. Ternyata ada persamaan, selain memerangi terorisme. Apresiasi ke Arab Saudi yang ingin wujudkan perdamaian Muslim demokrasi terbesar di dunia," ujar dia.

Jojo mengatakan, tindak lanjut dari kunjungan Raja Salman merupakan tanggung jawab semua sektor untuk direalisasikan. Kendati demikian, ia menyebut, yang paling penting dalam menindak lanjuti hubungan Indonesia-Arab Saudi yakni peningkatan jaminan keamanan di dalam negeri.

"Kita negara Muslim demokratis terbesar, demo boleh, asal jangan sampai gaduh. Jangan sampai, Arab Saudi sudah mau ke sini, terus belok ke negara lain," jelasnya. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
۞ وَلَقَدْ اَخَذَ اللّٰهُ مِيْثَاقَ بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَۚ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيْبًاۗ وَقَالَ اللّٰهُ اِنِّيْ مَعَكُمْ ۗ لَىِٕنْ اَقَمْتُمُ الصَّلٰوةَ وَاٰتَيْتُمُ الزَّكٰوةَ وَاٰمَنْتُمْ بِرُسُلِيْ وَعَزَّرْتُمُوْهُمْ وَاَقْرَضْتُمُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا لَّاُكَفِّرَنَّ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَلَاُدْخِلَنَّكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُۚ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ سَوَاۤءَ السَّبِيْلِ
Dan sungguh, Allah telah mengambil perjanjian dari Bani Israil dan Kami telah mengangkat dua belas orang pemimpin di antara mereka. Dan Allah berfirman, “Aku bersamamu.” Sungguh, jika kamu melaksanakan salat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, pasti akan Aku hapus kesalahan-kesalahanmu, dan pasti akan Aku masukkan ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah itu, maka sesungguhnya dia telah tersesat dari jalan yang lurus.”

(QS. Al-Ma'idah ayat 12)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement