REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Daerah (Pemda) Kaupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat telah menetapkan tanggap darurat bencana banjir dan longsor selama tujuh hari ke depan. Bupati Kabupaten Limapuluh Kota menetapkan masa tanggap darurat mulai 3-9 Maret 2017.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan percepatan penanganan bencana banjir dan longsor yang terjadi sejak Jumat (3/3) di Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat hingga kini masih terus dilakukan.
Hujan lebat yang turun terus menerus menyebabkan Sungai Sumpur meluap dan longsor di tebing dan perbukitan. Sebanyak 8 kecamatan dan 13 nagari terdampak langsung dari banjir dan longsor yang meliputi Kecamatan Pangkalan, Kapur IX, Mungka, Harau, Payakumbuh, Lareh Sago Halaban, Sulikik, dan Empat Barisan.
"Hingga Sabtu (4/3) sore korban jiwa akibat longsor di Kabupaten Limapuluh Kota adalah 5 orang meninggal dunia yaitu Doni Fernandes(31), Teja (19), Yogi Saputra (23), Muklis alias Ujang (45), dan Karudin (25). Dua orang luka berat yaitu Syamsul Bahri (22) dan Candra (42)," paparnya dalam keterangan tertulisnya.
Ratusan rumah terendam banjir seperti di 150 rumah di Jorong Ranah Pasar, 50 unit rumah di Jorong Ranah Baru, 50 unit rumah di Jorong Abai. Pendataan masih dilakukan oleh BPBD.
Lima dusun terisolasi. Jalan nasional penghubung Sumatera Barat - Riau putus. Di kelok 17 terdapat empat titik longsor. Delapan mobil tertimpa longsor di Km 17 Koto Alam.
Sutopo melaporkan tim Reaksi Cepat BNPB sudah berhasil tiba di lokasi bencana. Tim gabungan dari BPBD Kabupaten Limapuluh Kota bersama TNI, Polri, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, Dinkes, dan relawan telah berhasil menjangkau Kecamatan Pangkalan yang terdampak banjir.
Pencarian dan evakuasi korban dari delapan unit mobil yang tertimpa longsor di KM 17 Koto Alam Kecamatan Pangkalan masih terus dilakukan. Kondisi mobil yang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi rusak berat.
Kepala BNPB telah memerintahkan Tim Reaksi Cepat mendampingi BPBD Kabupaten Limapuluh Kota dalam manajerial darurat, pengerahan bantuan pendanaan dan logistik. "BPBD Kab. Limapuluh Kota juga telah menghubungi BPBD Kab. Kampar Riau untuk membantu penanganan banjir di Kec. Pangkalan," jelasnya.
Posko utama penanganan bencana banjir dan tanah longsor didirikan di kompleks kantor Bupati lama. Bupati telah memimpin rapat koordinasi sejak kemarin malam.
Saat ini, lanjut Sutopo, pihak BNPB dan BPBD Prov Sumbar telah mengirimkan bantuan logistik dan tenaga untuk mendukung penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di Kab Limapuluh Kota. Bantuan dari 13 organisasi masyarakat, perseorangan dan perusahaan telah diterima posko.
"Kebutuhan mendesak saat ini adalah alat berat untuk membersihkan material longsor, mobil rescue, perahu karet, tenda, permakanan, obat-obatan, selimut, air minum, dan lainnya," ungkap Sutopo.
Amri Amrullah