Ahad 05 Mar 2017 06:37 WIB

Tersangka Pembunuh Kim Jong-nam: Malaysia Rusak Kehormatan Korut

Tersangka pembunuh Kim Jong-nam, Ri Jong Chol berbicara kepada wartawan di depan Kedubes Korea Utara di Beijing, Cina, Sabtu, 4 Maret 2017.
Foto: Naohiko Hatta/Kyodo News via AP
Tersangka pembunuh Kim Jong-nam, Ri Jong Chol berbicara kepada wartawan di depan Kedubes Korea Utara di Beijing, Cina, Sabtu, 4 Maret 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Tersangka pembunuh Kim Jong-nam, Ri Jong Chol, mengatakan dia menjadi korban persekongkolan pihak berwenang Malaysia yang ingin merusak kehormatan negaranya. Ri menuduh Malaysia melakukan pemaksaan dalam upaya mendapatkan pengakuan darinya.

Tuduhan itu diungkapkannya saat ia berbicara kepada para wartawan di luar Kedutaan Besar Korut di Beijing pada Sabtu pagi (4/3). Kim Jong-nam, saudara seayah pemimpin Korut Kim Jong-un, dibunuh pada 13 Februari di Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur. Ia diserang oleh dua perempuan, yang diyakini kepolisian Malaysia telah mengoleskan racun saraf VX ke wajah Kim Jong-nam.

VX merupakan bahan kimia yang digolongkan Perserikatan Bangsa-bangsa sebagai suatu senjata pemusnah massal. Kasus pembunuhan Kim Jong-nam itu telah mengganggu hubungan antara Malaysia dan Korea Utara, yang selama berpuluh-puluh tahun diwarnai persahabatan.

Ri mengatakan ia tidak berada di bandara pada hari pembunuhan terjadi. Ia juga menyatakan tidak tahu apa-apa soal tuduhan mobilnya telah digunakan dalam kasus pembunuhan tersebut.

"Saya tidak pergi (ke bandara) dan tidak ada alasan harus ke sana. (Waktu itu) saya sedang melakukan pekerjaan saya," ujarnya.

Ri mengatakan ia telah bekerja di Malaysia berdagang bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sabun. Ri berada di Beijing dalam perjalanan kembali ke Korea Utara setelah dideportasi oleh Malaysia pada Jumat.

Di bandara udara internasional Beijing, Ri pada Sabtu pagi berhadapan dengan sekerumunan wartawan Korea Selatan dan Jepang namun ia dipandu menjauhi lokasi riuh itu oleh kepolisian Cina sebelum dirinya sempat memberikan pernyataan.

Di luar kedutaan Korea Utara, Ri mengatakan kepada para wartawan ia disodorkan bukti palsu di Malaysia dan kepolisian negara itu memperlihatkan kepadanya foto-foto keluarganya dalam tahanan. "Saya (waktu itu) menyadari ini adalah suatu konspirasi, persekongkolan untuk merusak status dan kehormatan republik ini (Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara, red)," kata Ri.

Para pejabat Korea Selatan dan Amerika Serikat mengatakan pembunuhan Kim Jong-nam itu diatur oleh agen-agen Korut. Kim, yang sebelumnya tinggal di Makau di bawah perlindungan Cina, telah secara terbuka mengkritik kendali dinasti keluarganya terhadap Korea Utara.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement