REPUBLIKA.CO.ID, BADUNG -- Raja Salman bin Abdul Azis Alsaud memulai pelesirannya di Pulau Dewata sejak Sabtu, 4 Maret 2017. Hingga Ahad (5/3), pukul 16.00 WITA, raja penjaga dua kota suci umat Islam itu masih menghabiskan waktu di St Regis Hote & Resort, tempatnya menginap hingga 9 Maret mendatang.
Tak ada yang tahu agenda Sang Raja sejak manajemen hotel termewah di Kawasan Pariwisata Nusa Dua itu diambil alih sementara oleh advanced team Kerajaan Arab Saudi. PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (ITDC) selaku pengelola juga tak mengetahui jadwal dan pergerakan Sang Raja.
"Agenda mereka confidential (sangat rahasia)," kata Presiden Direktur ITDC, Abdulbar M Mansoer kepada Republika.co.id, Ahad (5/3).
Abdulbar mengatakan Raja Salman dan rombongannya masih berada di Nusa Dua beberapa hari ke depan, sehingga masih banyak waktu untuk berkeliling kawasan. Hal ini lah mengapa wajar jika Sang Raja masih menghabiskan waktu di hotel pada hari kedua sejak kedatangannya.
Jumlah rombongan yang menginap di St Regis sama sekali tak terpantau media. Seluruh penjagaan sangat rahasia, di bawah pengawasan Satuan Petugas Pengamanan Wilayah Kepolisian Daerah (Polda) Bali. Pengawal dari Kerajaan Arab Saudi berpakaian preman terpantau ikut berjaga di pintu masuk di hotel tersebut, berbeda kondisinya di hotel lain yang tak dijaga begitu ketat.
Kendaraan mewah Mercy sesekali berseliweran keluar masuk hotel, namun dipastikan bukan kendaraan khusus Sang Raja. Jumlah rombongan yang menginap di tiga hotel lain yang berdekatan teridentifikasi sekitar 384 orang di Hotel Hilton Nusa Dua, 324 orang di The Laguna Resort & Spa, dan 240 orang di Hotel Ritz-Carlton Nusa Dua.
Kawasan Pariwisata Nusa Dua sama sekali tak ditutup untuk umum. Area privasi Sang Raja sejauh ini hanyalah St Regis Hotel dan Pantai Geger yang berlokasi di halaman belakangnya. Sekitar 500 meter kiri kanan wilayah berpasir putih itu dipagari kayu bambu.