Ahad 05 Mar 2017 18:48 WIB

Kepala Satpol PP DKI Bicara Spanduk Provokatif

Rep: Muhyiddin/ Red: Joko Sadewo
Pengendara melintas di bawah spanduk larangan mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama yang terpasang di Masjid Al-Jihad, Setiabudi, Jakarta, Ahad (26/2).
Foto: Republika/Prayogi
Pengendara melintas di bawah spanduk larangan mensholatkan jenazah pendukung dan pembela penista agama yang terpasang di Masjid Al-Jihad, Setiabudi, Jakarta, Ahad (26/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua RT dan RW di Jakarta diharapkan dapat merangkul warganya, sehingga warganya tidak memasang spanduk-spanduk provokatif menjelang pelaksanaan putaran kedua Pilkada DKI Jakarta. 

Kepala Satpol PP DKI Jakarta, Jupan Royter mengatakan, masyarakat tidak boleh terpancing dengan banyaknya isu-isu berbau SARA dan provokatif. Karena itu, kata dia, pihaknya melakukan berkoordinasi dengan pengurus RT dan RW untuk bisa memberikan pencerahan kepada warganya masing-masing. 

"Jangan memecah belah dan membuat situasi tidak kondusif. Kami sudah imbau, Tapi kan kadang-kadang masyarakat ada yang buat gaduh. Kita minta temen-temen RT/RW untuk bisa merangkul semua, melakukan pendekatan dan pencerahan kepada masyarakat," ujar Jupan saat dihubungi, Ahad (5/3).

Menjelang Pilkada DKI putaran kedua, spanduk-spanduk provokatif memang sudah mulai bermunculan di perkampungan Jakarta. Menurut Jupan, spanduk-spanduk berbau SARA tersebut paling banyak terlihat di Jakarta Selatan.

"Yang paling banyak di Jakarta Selatan. Anggota saya juga sudah banyak menertibkan," ucapnya.

Jupan pun meminta agar masyarakat tetap tidak terprovokasi dengan spanduk-spanduk tersebut. Karena, menurut dia, hal itu dapat memecah persatuan yang selama ini dibangun. 

"Saya minta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan spanduk-spanduk yang bersifat provokatif. Kami harap masyarakat tidak terpancing dengan hal-hal demikian. Kami juga minta masyarakat saling mengingatkan sehingga kita bisa membangun dengan baik," kata Jupan.

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement