REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Banjir di Kabupaten Kotawaringin, Kalimantan Tengah, terus meluas, bahkan sejumlah sekolah terpaksa meliburkan siswanya karena banjir merendam ruang kelas sehingga kegiatan belajar-mengajar terganggu.
"Banjir di sejumlah desa makin parah dan kegiatan masyarakat menjadi terganggu. Kami dari Tim Reaksi Cepat BPBD sudah meninjau lokasi banjir," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Sutoyo di Sampit, Ahad (5/3).
Salah satu desa yang cukup parah dilanda banjir adalah Desa Hanjalipan Kecamatan Kotabesi. Hampir 90 persen jalan desa sepanjang 1,5 kilometer (km) terendam banjir dengan kedalaman antara 100 hingga 130 sentimeter.
Data terbaru, jumlah rumah yang terendam banjir sebanyak 107 rumah, dengan rata-rata kedalaman air 40-55 centimeter dari lantai rumah. Sebanyak 40 rumah berada RT 01, 10 rumah di RT 02, 20 rumah di RT 03 dan 37 rumah di RT 04.
Sementara itu, banjir juga masih melanda Kecamatan Mentaya Hulu Desa Baampah dan Desa Tangar. Ketinggian banjir yang sudah terjadi sejak Selasa lalu itu sudah berkisar 70 hingga 120 centimeter dari permukaan jalan desa.
Banjir juga terjadi di Desa Tumbang Tilap Kecamatan Bukit Santuai sejak Senin lalu. Masyarakat cemas karena banjir bertambah dalam dan hujan masih sering terjadi.
"Kondisi di lapangan sudah kami sampaikan kepada pimpinan. Kami masih menunggu petunjuk. Apakah nanti sudah saatnya dilakukan peningkatan status bencana banjir di Kotawaringin Timur dari siaga menjadi tanggap darurat banjir, atau seperti apa," kata Sutoyo.
Tim Reaksi Cepat BPBD Kotawaringin Timur akan melanjutkan peninjauan ke Kecamatan Parenggean karena ada laporan terjadi banjir di kecamatan itu. BPBD bersama pemerintah kecamatan sambil menyalurkan bantuan, termasuk dari perusahaan perkebunan kelapa sawit.
Sutoyo mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, khususnya mereka yang tinggal di kawasan langganan banjir. Apalagi, curah hujan dua pekan terakhir cukup tinggi sehingga sangat rawan memicu banjir.