Senin 06 Mar 2017 07:39 WIB

Dirjen Pendidikan Islam Minta PTKIN Optimalkan Kualitas Perpustakaan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Andi Nur Aminah
Pengunjung mencari buku di Perpustakaan
Foto: Republika/Agung Supri
Pengunjung mencari buku di Perpustakaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Pendidikan Islam (Pendis) Kementerian Agama Kamaruddin Amin meminta perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perpustakaan sebagai bagian penting dari kegiatan belajar mengajar. Menurutnya, kualitas perpustakaan menjadi syarat PTKIN untuk menjadi perguruan tinggi berstandar internasional. 

Kamaruddin menilai, untuk mengoptimalkan dan meningkatkan kualitas perpustakaan, hal pertama yang harus dilakukan PTKIN adalah memiliki koleksi literatur yang lengkap, mencakup buku, jurnal, dan lainnya. Sebab dengan sumber dan referensi pustaka yang lengkap, civitas academica akan lebih mudah dan leluasa dalam melakukan kajian atau penelitian ilmu-ilmu keislaman. 

Ia mengungkapkan, salah satu perpustakaan yang dapat dicontoh oleh PTKIN adalah perpustakaan An-Nur milik lembaga pendidikan Islam di Iran. "Perpustakaan ini dikenal memiliki koleksi literatur yang paling lengkap untuk kajian-kajian Islam dan menjadi perpustakaan terbaik dunia," ujarnya seperti dilaporkan laman resmi Kementerian Agama, Ahad (5/3). 

Selain itu, lanjutnya, di An-Nur, jutaan buku dan literatur keislaman lainnya, baik yang bersifat klasik maupun kontemporer, telah terdigitalisasi. "Saya berharap pemimpin PTKIN dapat memiliki aplikasi perpustakaan yang ada di An-Nur Iran yang dapat digunakan di perpustakaan kita," ucap Kamaruddin. 

Ia menilai keberadaan literatur atau pustaka yang berkualitas di perpustakaan memang cukup vital. Sebab bila tidak demikian, civitas academica di PTKIN akan tertinggal oleh komunitas internasional. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement