REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Kasubbid Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi (PID) Polda Sulawesi Tenggara (Sultra) Kompol Polisi Dolfi Kumaseh menyatakan bahwa selama pelaksanaan Operasi Simpatik Anoa 2017 yang sudah berjalan sepekan ini pelanggaran paling banyak dilakukan oleh pelajar. Dolfi menyebutkan, selama sepekan ini petugas berhasil menjaring 300-an pelanggar lalu lintas. Dari jumlah itu sebagian besar pelajar dan karyawan swasta.
Para pelanggar tersebut, lanjut dia, rata-rata tidak memakai helm ketka berkendara motor. "Dari hampir 300 pelanggaran tersebut, tidak seluruhnya dilakukan penindakan dengan tilang ditempat, karena aparat juga lebih banyak memberi teguran simpatik," katanya, Senin (6/3).
Dalam Operasi Simpatik tahun ini, Ditlantas Polda Sultra khususnya satgas pre-emtif yang dipimpin AKBP Darmono selaku Kasatgas Pre-emtif beserta anggotanya melaksanakan penyuluhan dan Dikmas lantas di terminal-terminal, pangkalan ojek dan pelajar di sekolah.
"Sesekali ditemukan pelanggaran ringan yang tidak berpotensi menimbulkan kecelakaan lalu lintas, maka petugas memberikan Dikmas lantas dan blangko teguran simpatik," kata Dolfi.
Operasi Simpati merupakan operasi dengan sasaran pelanggaran yang berpotensi terhadap terjadinya fatalitas kecelakaan. Di antaranya pelanggaran peraturan lalu lintas dan pelanggaran kecepatan.
"Kami berharap, orang tua terus diimbau untuk membatasi memberi peluang kepada anaknya mengendarai kendaraan roda dua, apalagi tidak memakai helm standar," ujaranya.