Senin 06 Mar 2017 11:52 WIB

BRI Targetkan Miliki 135 Ribu Agen BRILink Tahun Ini

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
BRIlink
BRIlink

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menargetkan pertumbuhan agen Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) atau BRILink sebanyak 135 ribu agen pada tahun ini. Tercatat pada akhir tahun 2016 lalu, jumlah agen BRILink naik 68,2 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi 84.550 agen dari 50.259 agen pada akhir 2015.

Adapun jumlah transaksi per akhir 2016 sebesar 98,4 juta, naik 316,8 persen dari posisi akhir tahun 2015 yang sebesar 23,6 juta. Dengan volume transaksi sebesar Rp 139,1 triliun, naik 287,5 persen dari posisi akhir tahun 2015 yang sebesar Rp 35,9 triliun.

Sekretaris Perusahaan BRI, Hari Siaga Amijarso menjelaskan, peningkatan jumlah agen BRILink ini menunjukkan bahwa masyarakat di daerah sangat membutuhkan penetrasi perbankan. Apalagi di daerah-daerah yang tidak memiliki kantor cabang.

Persentase jumlah agen BRILink terbanyak yakni di Pulau Sumatera sebesar 36 persen, Pulau Jawa sebesar 32 persen dan Indonesia Timur sebesar 32 persen. Persentase terbanyak di Pulau Sumatera menunjukkan bahwa masyarakat di daerah perkebunan sangat menikmati layanan BRILink ini.

"Fakta menunjukkan volume transaksi Sumatra jauh lebih besar, itu bukti bahwa agen brilink sangat optimal dinikmati masyarakat. Karena dekat perkebunan, disana tidak ada bank," ujar Hari Siaga, Ahad (6/3).

Menurut Hari, pada awalnya perseroan membidik target 75 ribu agen agar setidaknya masing-masing desa di Indonesia memiliki 1 orang agen. Namun, peningkatan jumlah agen yang luar biasa ini menunjukkan kebutuhan masyarakat terhadap layanan ini sangat besar.

Selain melalui BRILink, perseroan juga melancarkan inklusi keuangan dengan mengoptimalkan Teras BRI. Teras BRI yang merupakan layanan kantor yang dapat berpindah tempat karena menggunakan mobil ini umumnya ditempatkan di pasar-pasar basah.

Di Teras tersebut, BRI menyediakan aplikasi e-pasar yang dirancang sebagai pasar online untuk memberikan fasilitas dan layanan berupa update informasi mengenai harga dan stok komoditas di pasar baik tingkat lokal hingga nasional. Layangan itu diperuntukkan bagi para pedagang pasar maupun pembeli yang menjadi nasabah BRI.

Tujuan pembentukan e-pasar ini selain meningkatkan kelas UMKM, kata Hari, juga edukasi bahwa teknologi suatu keharusan. Edukasi tersebut dilakukan secara bertahap agar mereka paham benar apa yang harus selalu dilakukan.

"Memberikan kredit pun diberikan secara bertahap, dikasih kecil Rp 25 juta nanti naik kelas baru bisa ajukan nilai lebih besar. Jadi pondasi lebih kokoh dan kuat daripada diberikan sekaligus," tutur Hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement