Senin 06 Mar 2017 12:49 WIB

Delegasi Kerajaan Arab Saudi Sambangi NTB

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Nur Aini
Pesawat Raja Salman mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (4/3) pukul 17.53 WITA
Foto: Istimewa
Pesawat Raja Salman mendarat di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Sabtu (4/3) pukul 17.53 WITA

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Badan Penanaman Modal Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (BPMPTSP) NTB Lalu Gita Ariyadi mengatakan kunjungan Raja Salman merupakan momentum yang baik bagi Indonesia dan juga NTB.

"Meski secara formal ke Bali, tapi secara informal banyak tim dari Kerajaan Arab Saudi ini yang berkunjung ke NTB," ujar dia di kantornya, Mataram, Senin (6/3).

Dia mengatakan, sejak Senin lalu sejumlah perwakilan dari Arab Saudi sudah menemui Gubernur NTB TGH Muhammad Zainul Majdi dan menanyakan sejumlah potensi dan fasilitas apa yang bisa didapatkan jika berinvestasi di NTB. "Pak Gubernur merekomendasikan lokasi investasi yang sudah siap yakni kawasan ekonomi khusus (KEK) Mandalika," ujarnya.

Dia menjelaskan, berdasarkan Undang-Undang 39 Tahun 2009 tentang KEK Mandalika, di mana sejumlah kemudahan ditawarkan pemerintah seperti adanya pemotongan fasilitas pajak, pemotongan keringanan dan pembebasan pajak daerah, serta perizinan, ada administrator KEK Mandalika yang akan melayani secara satu pintu perizinan.

"Kami merekomendasikan masuk ke wilayah KEK Mandalika kalau memang tertarik (investasi) di wilayah resort," ucap dia.

Tidak hanya di Lombok, Pemprov NTB juga siap menawarkan sejumlah potensi di Pulau Sumbawa seperti di Samota, Teluk Saleh, dan Pulau Moyo. "Tidak hanya Lombok, tapi Pulau Sumbawa kita promosikan. Sekarang tergantung kemauan mereka," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement