Oleh: Makmum Nawawi
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian mereka (murid Hasan Basri) bertutur, Ketika saya duduk di samping Hasan Basri, tibatiba serombongan orang lewat sambil menyeret orang yang mati dibunuh. Begitu melihat orang tersebut, ia pun jatuh pingsan. Dan sesaat setelah siuman, aku bertanya tentang hal itu.
Sebetulnya orang ini gemar ibadah dan tokoh ahli zuhud, ujar Hasan Basri. Ya Abu Sa'id (Hasan Basri), tolong beri tahukan dan terangkan kepada kami tentang orang ini, tanyaku lagi.
Syekh ini keluar dari rumahnya hendak menuju masjid untuk shalat. Ternyata di perjalanan, dia melihat seorang gadis Nasrani dan dia pun tergoda sehingga membuatnya urung datang ke masjid. Lalu wanita itu mengancam, 'Aku tidak mau menikah denganmu kecuali setelah kamu masuk agamaku'.
Setelah berlalu sekian lama dan gejolak cinta lelaki itu makin memuncak, kemalangan menghela dirinya, seraya mengabulkan permintaan gadis Nasrani tersebut dan dia pun berlepas diri dari agama yang hanif (Islam).
Ketika lelaki itu sudah menjadi Nasrani dan dia menjadi bagian darinya, gadis tersebut justru keluar dari balik tirainya, dan berucap, Hai lelaki, sungguh tiada kebaikan sama sekali pada dirimu! Engkau keluar dari agamamu yang sudah menemanimu sepanjang usiamu demi syahwat yang tiada nilainya. Sedang aku, kutinggalkan agamaku demi mencari kenikmatan yang tak akan punah selama di sisi Allah Yang Maha Esa, yang kepada-Nya bergantung segala sesuatu.
Kemudian wanita itu membaca surah al-Ikhlash: Katakanlah, Dia-lah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia (1-4).
Orang-orang pun terkejut dan heran, seraya bertanya, Apa kamu memang sudah hafal surah ini sebelumnya? Tidak. Demi Allah! Saya sama sekali tidak hafal. Tapi, ketika lelaki itu merengek-rengek meminta nikah denganku, aku bermimpi dalam tidurku seolah-olah aku ma suk neraka, lalu diperlihatkanlah tempatku. Aku pun dicekam ketakutan dan kecemasan yang luar biasa. Lantas Malaikat Malik berkata, 'Jangan takut, jangan cemas karena Allah sudah menebus (kesalahan dan dosa)-mu dengan lelaki itu.' Kemudian dia memegang tangan saya, seraya menuntun dan memasukkan saya ke dalam surga.
Dan ketika aku berada di dalamnya, kudapati tulisan ini, lalu kubaca, Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh) (QS ar-Ra'd [13]: 39).
Setelah itu, Malaikat Malik membacakan surah al- Ikhlas kepadaku, lalu aku pun menerimanya seraya mengulang-ulangnya. Sejurus kemudian, aku terbangun dan aku pun hafal surah itu.
Kemudian wanita itu masuk Islam, sementara syekh tadi dibunuh karena murtad, demikian penuturan Hasan Basri. Kita mohon kepada Allah moga Menganugerahi kita keteguhan dan afiah (sehat iman).
Begitulah misteri kehidupan, yang sama sekali tak terjamah prediksi manusia. Maka mereka yang kini saleh, jangan pongah karena boleh jadi akhir kehidupannya tragis, seperti narasi di atas.
Sebaliknya, mereka yang berkubang dosa tak perlu pe simistis dan putus asa karena amat mudah bagi Allah un tuk membalikkan hati seseorang sehingga serta-merta justru mereka menambatkan seluruh hidupnya ha nya untuk-Nya. Maka, teruslah hati kita merintih ber doa, agar istiqamah dan mati dalam husnul khatimah.