REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Satu tim peneliti internasional telah mendapati hujan dan salju memainkan peran yang lebih penting daripada sekedar mengenai seberapa panas atau dingin cuaca bagi evolusi tanaman serta hewan.
Dengan mengkaji 168 studi yang disiarkan dan mengukur seleksi alam selama masa tertentu bagi populasi hewan dan tanaman di seluruh dunia, tim itu menyimpulkan bahwa antara 20 dan 40 persen variasi dalam seleksi dalam berbagai studi dapat disebabkan oleh keragaman curah hujan hujan lokal.
Tim 20-ahli biologi tersebut dari Amerika Serikat, Kanada, Eropa dan Australia menyiarkan temuan mereka di jurnal Science.
"Kami memperlihatkan variasi dalam seleksi biasanya ditambah dengan kondisi iklim bersama, terutama aspek curah hujan," kata Stephanie Carlson, Asisten Profesor Ekologi Ikan Air Tawar di University of California, Berkeley, dan penulis bersama studi itu, sebagaimana dikutip Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Senin (6/3) malam.
"Tidak jelas apakah evolusi beradaptasi, atau tidak, akan muncul dalam reaksi terhadap seleksi ini, tapi hasil kami benar-benar menunjukkan bahwa perubahan iklim memiliki potensi untuk mengubah pola penyesuaian diri di seluruh dunia."
Adam Siepielski, Asisten Profesor di University of Arkansas dan pemimpin studi tersebut, mengatakan betapa pentingnya penelitian ini. "Ini penting, terutama mengingat skala global studi ini," kata dia sebagaimana dikutip di dalam siaran pers dari UC Berkeley.
"Hasil ini juga menunjukkan variasi dalam seleksi, sebagian, benar-benar dapat diramalkan berdasarkan pola iklim bersama seperti curah hujan."
Sementara itu, tim tersebut mendapati bahwa perubahan pada temperatur memiliki dampak yang lebih sedikit dibandingkan dengan curah hujan. "Temperatur tidak memiliki banyak energi untuk menjelaskan," kata Siepielski. "Itu mungkin bertindak pada skala yang berbeda yang tak bisa kami ambil dari rangkaian data."