Selasa 07 Mar 2017 02:05 WIB

Belasan Janin Ditemukan Terkubur di Klinik Ilegal

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Bilal Ramadhan
Sebuah klinik aborsi disegel polisi (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin
Sebuah klinik aborsi disegel polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Pihak berwenang India menemukan 19 janin terkubur di dekat klinik tanpa izin di Sangli, negara bagian Maharashtra, India barat. Temuan itu menyusul penyelidikan polisi terhadap kematian seorang wanita di lokasi sama.

Inspektur polisi Dattatray Shinde mengatakan, dokter yang diketahui menjalankan klinik kecil itu telah melarikan diri. Shinde menegaskan, tim telah dibentuk untuk mencari buronan yang disebut sebagai ahli homeopati tanpa lisensi bedah.

"Pemerintah telah menerima informasi bahwa sang dokter kerap mengakhiri kehamilan dan mengubur janin di daerah ini," ujar Shinde seperti dilansir laman CNN.

Aborsi termasuk tindakan legal di India, namun pemilihan gender selektif yang lebih sering menargetkan janin perempuan tidak dibenarkan. Disampaikan Shinde, temuan janin telah dikirim untuk pemeriksaan medis dan tes DNA untuk mengetahui jenis kelaminnya.

Berdasarkan LSM berbasis Amerika Serikat Invisible Girl Project, puluhan ribu janin perempuan diaborsi tiap tahun di India. Sensus 2011 di India menunjukkan perbandingan jumlah anak laki-laki dan perempuan ialah 1.000 berbanding 914, jumlah anak perempuan terendah sejak kemerdekaan India pada 1947.

Direktur kelompok advokasi kesehatan internasional Population First, AL Sharada, menyatakan mendesaknya permasalahan aborsi ilegal di India. Ia berpendapat, kasus terbaru itu bisa saja hanya puncak gunung es mengingat bias gender yang mengemuka di negara tersebut.

"Para pasangan di India tak segan menggugurkan janin perempuan karena sangat ingin memiliki anak laki-laki, bisa jadi ada jaringan besar dengan berbagai praktisi yang terlibat dalam bisnis aborsi ilegal yang tidak aman ini," tutur Sharada.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement