REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Najib Razak menegaskan Malaysia akan mengungkap kebenaran dibalik kematian seorang pria Korea Utara diduga Kim Jong-nam, Senin (6/3). Otoritas akan mengusutnya hingga tuntas.
"Kita harus serius dan sepenuhnya mengusut kasus untuk mendapatkan kebenaran juga menghukum pihak yang bertanggung jawab," kata Najib dalam wawancaranya dengan Alarabiya.
Menurutnya, kejahatan itu dilakukan di Malaysia dan menggunakan material yang berbahaya. "Bahan kimia tersebut akan membahayakan jika dikirim dalam jumlah banyak, tak hanya berisiko untuk satu orang," kata dia.
Najib juga mengecam pengunaan bahan kimia racun nerve agent VX sebagai alat pembunuh. VX ini terdaftar sebagai salah satu senjata kimia pemusnah massal. Saat ini, Malaysia fokus pada upaya mengidentifikasi korban. Hanya tes DNA yang dapat memastikannya.
Selain itu, proses ini juga merupakan prosedur umum yang berlaku di Malaysia. Ia bersikeras otoritas tidak bisa menyerahkan jasadnya selama identitas korban masih meragukan.
Pada Sabtu, pemerintah Malaysia mendeklarasikan persona non grata atasnya karena dinilai kasar. Ia pun kehilangan status diplomatiknya dan harus pulang ke negara asal.
Sejumlah media lokal dan asing juga menunggu di depan gerbang Kedubes sejak pagi. Sejak ultimatum hingga hari ini, Kang tidak muncul ke hadapan publik. Beberapa kendaraan tampak masuk dan keluar Kedubes sejak pagi.
Namun Kang tidak terlihat di dalamnya. Awak media dan polisi yakin Kang masih berada di dalam gedung. Beberapa staf tampak terlihat membawa koper dan kotak-kotak barang yang dimasukan ke dalam sebuah mobil Toyota Alphard.
Polisi tiba sekitar pukul dua siang untuk memantau situasi. Lima menit kemudian mereka memutuskan memasang pagar betis di sekeliling Kedutaan. Perdana Menteri Malaysia telah menegur Korut yang dinilai telah kasar secara diplomatik. Ia juga marah karena Korut tidak meminta maaf.
"Mereka seharusnya meminta maaf. Jadi berdasarkan prinsip-prinsip, kami mendeklarasikan padanya persona non grata," kata Najib di parlemen. Menurutnya, ini menegaskan kehormatan Malaysia.
"Tidak ada yang bisa merusak atau mengganggu kami semau mereka," kata Najib. Hingga Senin, Korut masih tetap pada pendiriannya menyangkal korban tewas di bandara Kuala Lumpur adalah saudara seayah Kim Jong-un, Kim Jong-nam.