REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Juara bertahan Persib Bandung, gagal mempertahankan Piala Presiden 2017. Pelatih Pangeran Biru, Djajang Nurdjaman mengaku kecewa dengan kegagalan timnya melaju ke babak final, usai kandas meraih kemenangan dari Pusamania Borneo (PB) FC saat laga semifinal.
"Saya sebagai pelatih minta maaf," kata pelatih yang punya nama akrab Djanur tersebut, Senin (6/3).
Pelatih 52 tahun itu mengaku siap memikul beban kesalahan atas kegegalan kegagalan kesebelasan dari Jawa Barat (Jabar) itu. "Ini menjadi tanggung jawab saya. Karena saya yang menentukan permainan," sambung dia.
Persib merupakan juara Piala Presiden 2015. Ketika itu, Djajang juga yang menjadi pelatih. Tapi, di gelaran serupa tahun ini, Maung Bandung kandas di babak semifinal. Padahal, saat melewati fase grup dan perempat final, timnya dinilai paling favorit sebagai juara.
Persib kandas dari PBFC di babak semifinal. Pada laga leg pertama semifinal di stadion Segiri, Samarinda, Selasa (2/3), Pesut Etam menghajar Pangeran Biru dengan skor 2-1. Pada laga leg kedua di stadion Si Jalak Harupat, Ahad (5/3) Persib memang menang 2-1 dari PBFC. Tapi, dua hasil laga tersebut, menghasilkan agregat menjadi 3-3.
Skor agregat memaksa kedua kesebelasan bermain dalam babak tambahan. Tapi dalam 2 x 15 menit, kedua kesebelasan tak menghasilkan skor perubahan. Pertandingan dilanjutkan dengan adu penalti. Hasil dari adu 12 pas, memenangkan PBFC dengan skor 5-3 atas Persib. Hasil tersebut menyakitkan melihat PBFC mengalahkan Persib di hadapan puluhan ribu Bobotoh.
Kemenangan PBFC dari Persib, memastikan langkah kesebelasan asal Kalimantan Timur (Kaltim) itu melaju ke babak final. Skuat pelatih Ricky Nelson tersebut, akan melawan Arema FC yang juga berhasil lolos ke semifinal usai mengalahkan Semen Padang dengan skor agregar 5-3. Laga final antara PBFC dan Arema, akan digelar pada 12 Maret di stadion Pakansari, Bogor.