REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik, Pangi Syarwi Chaniago, menila bahwa pasukan darat pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno di lapangan sudah lumayan bagus. Namun, pasukan udara (buzzer) Anies-Sandi masih lemah dan kalah canggih dibandingkan pasukan udara pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.
"Kalau Anies-Sandi ingin menang putaran kedua, maka harus dievaluasi total dan diperkuat di kekuatan pasukan udaranya," kata Pangi melalui keterangan tertulisnya kepada Republika.co.id, Senin (6/3).
Menurut dia, pasukan udara pasangan Anies-Sandiaga selama ini menjadi titik kelemahan mereka. Mesti diperbanyak dan dipancarkan video, foto, dan konten jejaring sosial lainnya yang kemudian bisa menjadi viral di media sosial. Sebab, Pilgub DKI Jakarta menjadi lapangan kompetitif yang tidak bertuan.
Pangi yang juga Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting mengungkapkan, saling serang antar pendukung (attacking campaign) tidak bisa dihindari lagi di level online-physical medium.
Sehingga, pergerakan elektoral pada Pilgub DKI Jakarta putaran kedua ditentukan oleh tim yang paling siap dan kelompok yang paling mampu mementaskan akseptabilitas dan menguasai jejaring sosial. Pada akhirnya bisa merajai netizen secara lebih ideologis.
"Bangunan elektoral Ahok-Djarot cukup raksasa di Jakarta Utara dan Jakarta Barat, tinggal bagaimana Ahok harus mulai bergeser mendulang suara di kantong kompetitor dengan melakukan kanvasing politik di kampanye putaran kedua," ujarnya.
Ia menerangkan, Ahok juga tinggal memainkan pertarungan isu di basis pemilih pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies-Sandiaga. Maka, pasukan infanteri darat Ahok harus lebih agresif lagi menaikkan bobot elektoral Ahok di kantong basis kandang lawan. Sebab, di sana kunci kemenangan Ahok-Djarot.