Selasa 07 Mar 2017 16:52 WIB

Taman Safari Tunggu Kelahiran Komodo Lain

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Indira Rezkisari
Telur Komodo yang menetas di Taman Safari Indonesia
Foto: Ist
Telur Komodo yang menetas di Taman Safari Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya komodo yang dilakukan Taman Safari Indonesia (TSI) berbuah manis. Sebab, satwa endemik Indonesia tersebut merupakan salah satu satwa dilindungi.

Dokter hewan Bongot Huaso Mulia yang merupakan studhook keeper TSI mengatakan, 13 ekor komodo tersebut merupakan hasil perkawinan Rangga (jantan) dan Rinca (betina) yang memang sejak awal kehadirannya di TSI telah diprogram untuk pengembangbiakan. Ada 26 telur yang ditemukan pada 17 Agustus tahun lalu, namun baru 14 yang menetas.

Sebanyak 11 ekor anakan komodo menetas pada 2 Maret sekitar pukul dua siang. Sedangkan  pada 5 Maret menetas 2 ekor komodo.

"Waktu menetas itu 6,5 hingga 8 bulan tergantung dengan suhu," ujarnya saat ditemui di gedung Manggala Wanabakti Jakarta, Selasa (7/3).

Kehadiran komodo di TSI diakuinya sudah ada sejak 2012 dengan 5 pasang komodo dewasa. Namun perkawinan Rangga dan Rinca-lah yang selama ini berhasil. Sebelumnya, pernah terjadi kelahiran komodo ex-situ yakni di Kebun Binatang Surabaya.

Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Dahono Aji mengatakan, berdasarkan data 2016, populasi Komodo di Taman Nasional (TN) Komodo tercatat sebanyak 3.012 ekor yang tersebar di lima pulau yaitu Pulau Padar, Pulau Rinca, Pulau Komodo, Pulau Gili Motang, dan Pulau  Nusa Kode. Jumlah populasi tersebut dipengaruhi oleh  masa kawin yang singkat dan ancaman gangguan terhadap habitat alaminya.

Ia melanjutkan, menyusutnya jumlah individu betina produktif yang hidup di habitat alaminya membuat perbandingan jumlah antara jantan dan betina sebesar 3:1. "Itu juga turut mempengaruhi populasi," kata dia.

Untuk menambah jumlah populasi satwa yang memiliki nama asli Varanus komodoensis tersebut, Balai TN Komodo KLHK rutin melakukan beberapa kegiatan untuk mendukung konservasi komodo antara lain pengamanan hutan, inventarisasi satwa mamalia besar (sebagai pakan komodo) dan translokasi komodo.

"Dengan demikian, upaya konservasi yang dilakukan KLHK dan lembaga konservasi diharapkan dapat menjaga satwa langka ini dari ancaman kepunahan," katanya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement