REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagaimana telah dijelaskan tadi di atas yang termuat dalam surah al-Baqarah [2]: 133, menjelang wafatnya, Nabi Ya'kub AS sempat berwasiat kepada anak-anaknya. Wasiat itu, menegaskan agar anak-anaknya senantiasa menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, dan tidak menyekutukannya dengan yang lain.
''Adakah kamu hadir ketika Ya'kub kedatangan (tanda-tanda) sakaratul maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya; 'Apa yang akan kamu sembah sepeninggalku?' Mereka menjawab; 'Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan Nenek Moyangmu, Ibrahim, Ismail, dan Ishaq, (yaitu) Tuhan yang Maha Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya'.''
Sementara itu, dalam kitab Perjanjian Lama 48: 28-33, disebutkan, bahwa Ya'kub juga berwasiat kepada anak-anaknya menjelang wafatnya.
(49:28) Itulah semuanya suku Israil, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnya kepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diperuntukkan bagi mereka masing-masing.
(49:29) Kemudian berpesanlah Ya'kub kepada mereka: ''Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu;
(49:30) Dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, Ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik.
(49:31) Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, istrinya; di situlah dikuburkan Ishaq beserta Ribka, istrinya;
(49:32) Dan di situlah juga kukuburkan Lea; ladang dengan gua yang ada di sana telah dibeli dari orang Het.''
(49:33) Setelah Ya'kub selesai berpesan kepada anak-anaknya, ditariknyalah kakinya ke atas tempat berbaring dan meninggallah ia, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Demikianlah wasiat Nabi Ya'kub untuk anak-anaknya sebelum ia meninggal dunia.