Rabu 08 Mar 2017 09:30 WIB

Sekjen PBB Sampai Sulit Jelaskan Derita Kelaparan Rakyat Somalia

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia.
Foto: AP Photo/Farah Abdi Warsameh
Warga Somalia yang kelaparan berada di kamp pengungsi di Mogadishu, Somalia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres mendesak dukungan internasional untuk mengatasi bencana kelaparan yang semakin memburuk di Somalia, Selasa (7/3). Ia menggelar kunjungan darurat ke sana dan menyaksikan sendiri penduduk menderita malnutrisi akut.

Korban kelaparan juga terjangkit wabah kolera yang disebabkan lingkungan tidak layak. Guterres mengatakan krisis kelaparan di Somalia butuh respons masif dan gesit dari komunitas internasional.

Bencana kelaparan ini menimpa setengah dari populasi Somalia. Sekitar enam juta orang butuh bantuan darurat untuk bertahan hidup. "Setiap orang yang kami lihat punya cerita pribadi yang sangat penuh penderitaan, tidak bisa dijelaskan," kata Guterres.

Ia melihat seorang pria dengan tulang yang hanya berbalut kulit. Perempuan dan anak-anak terjangkit kolera di Baidoa, sekitar 243 km dari ibu kota Mogadishu. Kunjungan ini menjadi yang pertama bagi Guterres sebagai Sekjen PBB.

"Berada di tengah-tengah kelaparan dan kolera di Somalia. Saya mendengar cerita menyedihkan soal penderitaan dan melihat rakyat yang terus berharap. Dunia harus bertindak sekarang," kata dia dalam akun Twitternya seperti dikutip Aljazirah, Selasa (7/3).

(Baca juga: Korban Bencana Kelaparan Somalia: Kami Dahulukan Anak-Anak Makan)

Kelaparan di Somalia adalah hasil dari kekeringan berkepanjangan. Buruknya pengelolaan pasokan pangan dan akses terhadap air bersih membuat kondisi terus memburuk hingga sekarang. Guterres mengatakan orang-orang ini sekarat.

"Konflik, kekeringan, perubahan iklim, penyakit, kolera. Kombinasi mimpi buruk," katanya. Kolera di Baidoa menjangkit orang dewasa dan anak-anak, membuat mata mereka cekung dan tulang rusuk terlihat jelas.

Guterres mengunjungi sebuah kamp yang dihuni oleh ratusan keluarga. Mereka tinggal di sana sebagai pengungsi karena wilayah rumah mereka mengalami kekeringan parah. Selain itu wilayah jadi sasaran pertempuran pemerintah dengan kelompok Al-Shabab.

"Ini membuat saya sangat sedih, fakta di dunia, bahwa banyak kekayaan tapi hal seperti ini masih terjadi. Tidak bisa dipercaya," kata dia. Kunjungan Guterres ditemani oleh pejabat tinggi wilayah dan penjaga perdamaian Uni Afrika.

Ia dilindungi pasukan bersenjata untuk menghindari kemungkinan serangan. Menurut laporan, Somalia butuh sekitar 4 miliar dolar AS untuk mengatasi konflik dan kelaparan. Tak hanya Somalia, negara tetangga, seperti Nigeria, Yaman, dan Sudan Selatan juga telah mendeklarasikan bencana kelaparan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement