REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ajang penghargaan dua tahunan ASEAN International Festival Film & Award (AIFFA) kembali digelar di Kuching, Serawak, untuk ketiga kalinya. Festival ini mempertemukan sineas dari 10 negara ASEAN dan memperkenalkan budaya setiap negara melalui film.

Direktur Festival AIFFA Livan Tajang mengatakan, festival ini digelar dengan misi sederhana yakni menjadi wadah bertemunya para sineas di kawasan Asia Tenggara. Sebab film-film di regional ini masing-masing memiliki latar budaya yang khas.

"Film ASEAN itu banyak style banyak cerita, kita bisa tahu budaya suatu negara melalui film. AIFFA ini tempat saling mengenal (antar sineas dan mengenal budaya lewat film)," ujarnya saat jumpa wartawan di Dua Nyonya Cikini, Selasa (7/3) lalu.

Saat ini kata Livan sudah ada 112 film yang masuk ke meja panitia. Kesempatan untuk para sineas masih terbuka lebar selama sepekan ke depan. Sineas-sineas di seluruh ASEAN bisa memasukkan karya mereka untuk di nilai oleh empat juri kompeten dari ASEAN dan luar Asean.

Ada 16 kategori yang diperebutkan di AIFFA seperti ASEAN Sprit Awards, ASEAN Inspiration Awards, Best Director, Best Actor, Best Actress, Best Supporting Actor dan Actress, Best Picture Comedy, Drama dan Action, Special Honour, Best Director of Photography, Best Film Editing, Special Jury Awards, Best Screen Play dan Lifetime Achievment. Tahun 2013, film Indonesia Cinta Tapi Beda meraih ASEAN Spirit Awards yang merupakan penghargaan tertinggi AIFFA.

AIFFA akan digelar pada 4 hingga 6 May 2017. Serangkaian acara dapat diikuti para pengunjung festival seperti workshop dan pemutaran film-film yang masuk nominasi secaraa gratis pada 4 dan 5 Mei. Malam puncak penghargaan akan diselenggarakan pada 6 Mei 2017.

Ikuti Whatsapp Channel Republika