REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Tersebar sebuah video berisi seseorang yang mengaku bernama Kim Han Sol, putra mendiang Kim Jong-nam, kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, yang dibunuh di Malaysia bulan lalu.
Video bertitel KHS Video itu diunggah ke laman Youtube milik kelompok bernama Cheollima Civil Defense, Selasa 7 Maret lalu, yang menghubungi Channel News Asia setelah memposting video itu. "Nama saya Kim Han Sol, dari Korea Utara, bagian dari keluarga Kim," kata lelaki muda dalam video itu.
"Ayah saya dibunuh beberapa hari lalu. Saat ini saya bersama dengan ibu dan adik (perempuan) saya. Kami sangat berterima kasih kepada..," kata dia, lalu video terputus. Dia meneruskan, "Kami berharap hal ini segera mendapat titik terang."
Dalam video berdurasi 40 detik tersebut lelaki itu menunjukkan paspornya sebagai bukti identitas, namun rincian lain mengenai dirinya dikaburkan. Channel News Asia mendapatkan konfirmasi dari Do Hee Youn, aktivis Koalisi Sipil untuk Hak Asasi Manusia Korban Penculikan dan Pengungsi Korea Utara, orang dalam video itu adalah Kim Han Sol.
Baca: Malaysia Bersedia Negosiasi dengan Korut
Video itu juga diposting pada laman koalisi ini di mana disebutkan koalisi ini melindungi keluarga Kim Jong-nam.
"Cheollima Civil Defense bulan lalu menjawab permohonan darurat dari keluarga Kim Jong-nam yang masih hidup untuk ekstraksi dan perlindungan. Ketiga anggota keluarga itu bertemu singkat sekali dan direlokasi demi keselamatan," tulis koalisi itu dalam lamannya, dikutip dari Antara News.
"Sebelumnya kami pernah menjawab permintaan perlindungan lainnya. Ini adalah pernyataan pertama dan terakhir mengenai masalah seperti itu, dan tempat persembunyian keluarga ini yang sekarang tidak akan dibeberkan."
Koalisi ini juga berterima kasih kepada negara-negara yang disebut telah memberikan perlindungan kepada keluarga Kim jong-nam.
"Kami menyampaikan terima kasih atas bantuan kemanusiaan darurat yang diberikan kepada kami dalam melindungi keluarga ini oleh pemerintah Kerajaan Belanda, Republik Rakyat Cina, Amerika Serikat, dan satu pemerintahan yang tak ingin disebutkan."
Ketika dihubungi Channel News Asia, kepala kepolisian Malaysia mengaku belum mendengar koalisi ini. Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar sendiri tak mau mengomentari apakah polisi sudah menjalin kontak dengan keluarga Kim Jong-nam. Polisi cuma berkata, "kami punya cara sendiri dalam menghubungi keluarga itu."