Rabu 08 Mar 2017 17:27 WIB

Berseteru dengan Malaysia, Korut Berisiko Kehilangan Teman

Rep: dyah ratna meta novia/ Red: Ani Nursalikah
Polisi berjaga di luar departemen forensik Kuala Lumpur Hospital dimana terdapat jenazah Kim Jong-nam di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 21 Februari 2017.
Foto: AP Photo/Daniel Chan
Polisi berjaga di luar departemen forensik Kuala Lumpur Hospital dimana terdapat jenazah Kim Jong-nam di Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa, 21 Februari 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menurunkan tekanannya terhadap Korea Utara setelah menuduh Korut menyandera warga Malaysia. Ini dilakukan Najib demi menyelamatkan warga Malaysia yang 'disandera' Korut, Selasa (8/3).

Posisi Korut saat ini dalam keadaan bahaya. Korut berisiko kehilangan temannya, Malaysia selain Cina. Apalagi Korut di dunia internasional hanya memiliki sedikit teman.

Malaysia mengusir Duta Besar Korut karena dinilai tak kooperatif dalam menangani kasus pembunuhan Kim Jong Nam. Korut membalasnya dengan mengusir Duta Besar Malaysia di negaranya.

Malaysia juga akan melakukan investigasi terhadap perusahaan Korut setelah ada laporam agen mata-mata Pyongyang menjalankan jaringan senjata di Malaysia. Hubungan Malaysia-Korut makin memanas.

PBB telah meminta dan memerintahkan Malaysia dan Korut untuk menyelesaikan perbedaan pendapat di antara mereka melalui praktik diplomatik yang baik. Korut menyatakan, pria Korut yang meninggal di Malaysia bukan Kim Jong-nam. Selain itu pria Korut itu meninggal karena serangan jantung.

Baca: Muncul Video Berisi Pemuda Mengaku Putra Kim Jong-nam

Najib mengatakan, identitas pria itu belum diverifikasi. "Sulit bagi kami untuk melakukan verifikasi DNA karena tak ada satupun keluarganya yang datang. Mungkin mereka takut," katanya.

Malaysia hanya akan menyerahkan jenazah Kim Jong-nam kepada keluarganya. Mereka juga menolak permintaan Korut untuk menyerahkan jenazahnya tanpa diautopsi.

Seorang laki-laki yang mengaku anak Kim Jong-nam membuat video dengan saudar perempuan dan ibunya. Dalam video tersebut ia mengatakan, "Saya saat ini bersama dengan ibu dan saudara perempuan saya," katanya.

Ia berharap masalah ini segera selesai dan semua menjadi lebih baik. Dalam video tersebut ia tak memberitahu lokasinya.

Pemerintah Belanda, Cina, AS, dan sebuah negara lainnya memberikan  bantuan kemanusiaan untuk melindungi keluarga Kim Jong Nam tersebut. Grup Cheollima Civil Defense yang merilis video anak Kim Jong-nam tersebut.

Pejabat intelijen Korea Selatan mengatakan, laki-laki di video tersebut adalah Kim Han Sol (21 tahun), anak Kim Jong-nam dengan istri keduanya. Mereka saat ini tinggal di Makau dengan perlindungan Beijing setelah mereka diasingkan beberapa tahun lalu.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement