REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Aksi mogok yang dilakukan oleh para sopir angkot di Kota Malang pada Rabu (8/3) telah memasuki hari ketiga. Banyak lapisan masyarakat yang selama ini menjadi penumpang angkot dirugikan karena mobilitasnya jadi terhambat. Kondisi ini menggerakkan sejumlah komunitas se-Malang Raya untuk memberikan uluran tangan.
Sejak Selasa (7/3) kemarin masyarakat yang berasal dari berbagai komunitas kompak memberikan tumpangan gratis. Sasaran utamanya adalah anak-anak sekolah, ibu rumah tangga, serta para lansia. Relawan yang memiliki motor maupun mobil sengaja mengelilingi kota demi mencari warga yang kesulitan memperoleh angkutan.
Fajar Ramadhan, yang bertindak sebagai koordinator relawan, menuturkan sedikitnya 670 kendaraan roda dua terdaftar sebagai relawan angkutan gratis. Sedangkan untuk kendaraan roda empat jumlahnya mencapai 70 unit. Jumlah itu belum termasuk warga yang memberikan angkutan gratis tapi tak mendaftar di posko.
"Kami mulai berkeliling sejak pagi yang memprioritaskan anak-anak sekolah selanjutnya berkeliling sampai menjelang magrib," ujarnya saat ditemui Republika pada Rabu (8/3).
Tidak ada imbalan yang diharapkan oleh para relawan. Menurut Fajar, gerakan ini murni ingin membantu masyarakat. "Ada warga yang membayar tapi mayoritas relawan menolaknya," jelasnya.
Markas relawan khusus ini mengambil tempat di kantor Malang Digital Lounge (Dilo) Jalan Basuki Rahmat. Di halaman Dilo, puluhan motor bertuliskan 'Relawan Khusus' berjajar siap mengantar warga yang kesulitan mendapat angkutan.
Bantuan logistik mulai dari air mineral, jajan pasar, roti, hingga mie bakar tak henti-hentinya mengalir ke markas. Makanan dan minuman itu berasal dari masyarakat yang mendukung gerakan relawan angkutan gratis.
Sementara itu di serambi, beberapa relawan sibuk dengan handy talkie-nya untuk memantau kondisi di lapangan. "Perempatan BCA butuh empat motor," ucap salah seorang relawan kepada rekan-rekannya.
Tak lama berselang empat motor pun meluncur dari Dilo menuju lokasi yang dimaksud. Menurut Fajar, para relawan akan terus bergerak sampai angkot di Kota Malang kembali beroperasi.
Wali Kota Malang Mochamad Anton menyambut baik inisiatif relawan angkutan gratis ini. Anton yang mengunjungi posko relawan mengatakan pemerintah juga mengerahkan armada milik pemkot, kepolisian, Satpol PP, dan Dinas Perhubungan sebagai angkutan umum sementara.
Terkait penolakan sopir angkot terhadap operasional angkutan berbasis aplikasi, Anton terlihat masih ragu menegaskan sikap. "Pemerintah terus mendukung perkembangan teknologi," katanya. Akan tetapi ia juga meminta kepada semua pihak untuk menaati kesepakatan yang dihasilkan lewat rapat dengan Pemprov di DPRD kemarin.
Dalam rapat tersebut ditandatangani pernyataan bahwa angkutan online dinyatakan ilegal, karena tidak ada izin sehingga harus segera ditindak. Kedua, Penindakan akan dilaksanakan secepatnya. Ketiga, penindakan masih menunggu hasil konsultasi dengan Kementerian Perhubungan.