REPUBLIKA.CO,ID, JAKARTA -- Ketua Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI), Arifin Panigoro, mengingatkan begitu berbahayanya tuberkulosis. Karenanya, ia menekankan, sinergi dengan berbagai lembaga jadi langkah penting memicu kesadaran masyarakat akan tuberkulosis.
"TB ini tidak main-main, ini tidak sembarangan," kata Arifin di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rabu (8/3).
Ia menerangkan, bakteri tuberkulosis merupakan bakteri paling tua yang sejak dulu sudah ada, dan masih ada sampai sekarang. Karenanya, bakteri ini terbilang bandel karena sudah berulang kali coba diberantas dan musnahkan, tetap tidak bisa.
Arifin menuturkan keprihatinan terhadap kenyataan Indonesia, yang menempati kasus TB nomor dua di dunia setelah India. Ia mengingatkan, Cina saja yang penduduknya begitu besar, masih lebih sehat dari Indonesia, terutama soal tuberkulosis. "Sebagai orang Indonesia, ini kita ngenes, kesel," ujar Arifin.
Untuk itu, ia merasa, jika biasanya kita selalu mengeluh soal peran dari pemerintah, ternyata pemerintah sudah melakukan apa apa yang jadi tugasnya semaksimal mungkin. Maka itu, Arifin menilai, ini saatnya lembaga non-pemerintah yang ikut membantu untuk berbuat lebih.