Rabu 08 Mar 2017 22:17 WIB

Di PBNU, Arifin Panigoro Ingatkan Berbahayanya Tuberkulosis

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Andi Nur Aminah
Arifin Panigoro
Foto: Republika
Arifin Panigoro

REPUBLIKA.CO,ID, JAKARTA -- Ketua Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI), Arifin Panigoro, mengingatkan begitu berbahayanya tuberkulosis. Karenanya, ia menekankan, sinergi dengan berbagai lembaga jadi langkah penting memicu kesadaran masyarakat akan tuberkulosis.

"TB ini tidak main-main, ini tidak sembarangan," kata Arifin di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Rabu (8/3).

Ia menerangkan, bakteri tuberkulosis merupakan bakteri paling tua yang sejak dulu sudah ada, dan masih ada sampai sekarang. Karenanya, bakteri ini terbilang bandel karena sudah berulang kali coba diberantas dan musnahkan, tetap tidak bisa.

Arifin menuturkan keprihatinan terhadap kenyataan Indonesia, yang menempati kasus TB nomor dua di dunia setelah India. Ia mengingatkan, Cina saja yang penduduknya begitu besar, masih lebih sehat dari Indonesia, terutama soal tuberkulosis. "Sebagai orang Indonesia, ini kita ngenes, kesel," ujar Arifin.

Untuk itu, ia merasa, jika biasanya kita selalu mengeluh soal peran dari pemerintah, ternyata pemerintah sudah melakukan apa apa yang jadi tugasnya semaksimal mungkin. Maka itu, Arifin menilai, ini saatnya lembaga non-pemerintah yang ikut membantu untuk berbuat lebih. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement