Kamis 09 Mar 2017 17:05 WIB

Afrika dan Asia Tengah-Barat Jadi Alternatif Lesunya Pasar Cina-Jepang

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Pasar tradisional Cina
Foto: .
Pasar tradisional Cina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina dan menurunnya daya beli masyarakat Jepang membuat Indonesia harus mencari pasar alternatif sebagai tujuan ekspor. Ekonom Institute of Development for Economic and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai, negara-negara di Afrika bagian tengah dan selatan serta Asia bagian tengah dan barat merupakan pasar yang potensial bagi Indonesia. Misalnya saja, produk kopi asal Indonesia yang mulai menyasar pasar Afrika.

"Mencari alternatif pasar menjadi urgen. Produk manufaktur seperti tekstil juga prospektif. Nilai tambahnya juga tinggi. Sayangnya kita biasa lemah di brand atau merk," ujar Bhima, Kamis (9/3).

Ia menilai, kedatangan Raja Arab Saudi, keberadaan KTT IORA, dan kerja sama perdagangan dengan Sri Lanka serta Afrika Selatan menjadi momentum bagi Indonesia untuk memulihkan kinerja perdagangan yang sempat lesu dalam beberapa tahun belakangan. Apalagi, lanjutnya, neraca perdagangan di awal tahun 2017 ini tercatat surplus 1,4 miliar dolar AS.

"Bisa surplus terus. Saya sih optimistis kinerja ekspor makin bagus karena pemerintah mulai buka pasar baru. Asalkan follow up nya juga serius," ujar dia.