REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG -- Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Lampung, Dessy Desmaniar Romas mengatakan, produksi enam pabrik gula yang ada di wilayah Lampung mencapai 743 ribu ton. Produksi tersebut masih menghadapi masalah keterbatasan pengembangan areal perkebunan tebu.
Menurut dia, total perkebunan tebu di Lampung seluas 120 ribu hektare dengan total produksi 743 ribu ton dari enam pabrik gula milik pemerintah dan swasta, masih menghadapi kendala perluasan lahan perkebunan tebu. Selain itu, pemerintah pusat telah mencanangkan produk perkebunan unggulan lainnya yang berada di Lampung.
“Lampung juga ditargetkan menjadi basis produksi padi, jagung, singkong (ubi kayu), dan kedelai oleh pemerintah pusat,” kata Dessy D Romas di sela-sela kunjungan Komisi B DPRD Jawa Tengah terkait perkebunan tebu di Lampung, Kamis (9/3).
Ia mengatakan pihaknya menghadapi tantangan terkait pengembangan lahan kebun tebu. Masalah keterbatasan lahan dan daya saing antarkomoditas perkebunan lainnya menjadi pekerjaan rumah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung saat ini. Pemprov Lampung berupaya meningkatkan produksi gula dengan menambah areal perkebunan dan meningkatkan produktivitas tanaman. Yakni melakukan intensifikasi perkebunan seluas 13.224 ha.
Ia berharap kunjungan anggota DPRD Jawa Tengah ini dapat saling melakukan tukar informasi dan diskusi terkait pengembangan perkebunan tebu di daerah masing-masing, sehingga bermanfaat bagi kemajuan produksi perkebunan tebu dan komoditas perkebunan lainnya.
Rombongan Komisi B DPRD Jawa Tengah dipimpin Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah Yudhi Sancoyo, Sekretaris DPRD Messy Widiastuti dan anggota Komisi B lainnya. Mereka akan melihat langsung perkebunan tebu di Provinsi Lampung. Komisi B tersebut mempelajari penyusunan rancangan peraturan daerah (Raperda) tentang peningkatan rendeman dan hablur tanaman tebu dan raperda tentang usaha peningkatan produksi gula dan produksi tebu di Jawa Tengah.
Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah Chamim Irfani mengatakan, kunjungan tersebut untuk menggali informasi terkait sektor pergulaan di Lampung guna menyusun raperda terkait produktivitas gula di Jawa Tengah. Menurut dia, Lampung tercatat salah satu daerah produsen gula terbesar di Indonesia atau sekitar 38 persen produksi gula nasional dari Lampung.
Menurutnya, kondisi pabrik gula di Jawa Tengah masih didominasi pabrik-pabrik peninggalan kolonial Belanda dengan menggunakan tenaga uap, selain itu benih-benih gulanya menghasilkan produksi gula yang tidak sesuai dengan standarisasi pabrik sehingga banyak petani merugi. “Saat ini kebutuhan gula di Jawa Tengah sekitar 70 ribu hektare, sedangkan produksinya hanya sekitar 17 ribu hektare,” katanya.