Kamis 09 Mar 2017 21:19 WIB

Menteri Khofifah Kunjungi Korban Banjir Limapuluh Kota

Rep: Qommarria Rostanti / Red: Ilham
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa merangkul dan menenangkan seorang keluarga korban meninggal dalam musibah bencana longsor dan banjir di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota.
Foto: ist
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa merangkul dan menenangkan seorang keluarga korban meninggal dalam musibah bencana longsor dan banjir di Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota.

REPUBLIKA.CO.ID, LIMAPULUH KOTA -- Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memberi semangat dan penguatan kepada warga Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatra Barat,  yang terdampak banjir dan tanah longsor pada 2 hingga 3 Maret, lalu. Bencana itu mengakibatkan delapan korban meninggal dan dua orang luka berat.

"Hari ini Allah menguji bangsa kita. Di banyak titik sedang terjadi bencana alam terutama banjir dan tanah longsor yang mengakibatkan hilangnya harta benda, korban jiwa dan merenggut orang-orang terkasih. Saya turut merasakan duka yang Bapak Ibu rasakan," ujarnya saat mengunjungi warga terdampak banjir di Kecamatan Pangkalan, Kamis (9/3).

Di tengah suasana hening dan diliputi duka, Khofifah memimpin doa bersama dan dilanjutkan penyerahan santunan untuk keluarga korban meninggal dan luka berat. Mensos juga menyempatkan meninjau dapur umum lapangan (Dumlap) yang dikelola para personil TAGANA. "Pesan saya kepada ibu-ibu, jika kondisi rumah sudah  memungkinkan untuk dihuni agar segera kembali dan jika proses belajar di sekolah sudah dimulai, tolong anak-anak dimotivasi dan disemangati agar anak-anak segera bersekolah kembali," kata dia.

Selain menemui korban banjir, Mensos juga meninjau titik terparah terjadinya longsor, tepatnya di Desa Pangkalan kilometer 17, di mana ditemukan delapan bangkai mobil dan dua sepeda motor jatuh ke jurang sedalam 100 meter. Di lokasi tersebutlah enam korban tewas dan dua orang luka berat ditemukan.

Pada Rabu (8/3), ditemukan satu korban meninggal dunia. Sesaat sebelum rombongan Mensos sampai di lokasi ditemukan kembali satu jenazah sehingga total korban jiwa hingga Kamis (9/3), sebanyak delapan orang. 

Bencana banjir dan tanah longsor bermula dari hujan lebat sejak Kamis (2/3). Longsor terjadi hingga Jumat (3/3). Terdapat 12 titik banjir di delapan kecamatan dengan titik tertinggi dan terparah 3 meter di Kecamatan Pangkalan. Banjir tersebut akibat meluapnya Sungai Maek sehingga jalan yang menghubungkan Sumatera Barat dengan Riau terputus. 

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial, Harry Hikmat mengatakan, jumlah rumah terdampak banjir di Kecamatan Pangkalan sebanyak 2.476 rumah dan 8.346 jiwa. Upaya penanganan korban telah dilakukan bersama Tim Gabungan BPBD Limapuluh Kota bersama TNI, Basarnas, PLN, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Taruna Siaga Bencana (TAGANA).

Total bantuan sosial korban bencana mencapai sekitar Rp 1 miliar. Bantuan tersebut terdiri dari santunan ahli waris Rp 90 juta, bantuan korban luka Rp 10 juta, bantuan logistik Rp 140 juta, bantuan beras CBP 50 ton senilai Rp 443 juta mobil tanki air satu unit senilai Rp 375 juta. 

"Saat ini kita tengah menunggu data akhir dari Bupati Limapuluh Kota untuk proses pencairan jaminan hidup (jadup) korban banjir dan tanah longsor. Untuk jadup nantinya akan diberikan per jiwa, bukan per kepala keluarga," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement